Setoran Parkir Naik Tiga Kali Lipat, Jukir: Kita kayak ditagih renternir loh!

parkir
Salah seorang juru parkir di sekitaran kawasan HZ Mustofa membantu pengunjung Cihideung yang mau keluar parkiran, Rabu, 7 Februari 2024. (Ayu Sabrina B/Radartasik.id)
0 Komentar

“Ya saya keberatan sudah disampaikan tapi ya begini, dikasih selembar kertas ini,” ujar Herman saat ditemui pada Rabu (7/2/24).

Minim Ruang Kelas, Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya Ini Berlakukan Jam Belajar Pagi dan Siang

“Bersedia membayar retribusi parkir sesuai dengan target yang telah ditentukan dengan setoran Rp450.000 per bulan,” demikian bunyi tulisan itu.

Baca Juga:Meski Musim Hujan, 10 RT di Desa Ciawang Kabupaten Tasikmalaya Ini Tetap Kekeringan, Lho Kok Bisa?Minim Ruang Kelas, Sekolah Dasar di Kota Tasikmalaya Ini Berlakukan Jam Belajar Pagi dan Siang

ia menjelaskan, target setoran itu adalah yang terkecil di area yang ia jaga. Di titik lain kawasan Jalan KHZ Mustafa ada yang tembus hingga Rp1 juta per bulan target setoran parkirnya.

“Ini di saya yang paling murah, yang lain ada yang lebih mahal dari saya. Seperti depan Asia itu yang HZ, mereka tembus Rp 1juta. Tapi di sana memang yang ramai,” tandasnya.

Ia pun berharap Pemerintah Kota Tasikmalaya, bisa mempertimbangkan kebijakan kenaikan tarif tersebut. Herman merasa tak adil lantaran orang miskin sepertinya dituntut bayar tinggi seperti punya hutang.

Harga Beras Tembus Rp 16.000, Pj Wali Kota Tasikmalaya Siapkan Beberapa Strategi Untuk Cegah Inflasi

Herman  dan petugas juru parkir lainnya banyak yang merasa berat memenuhi target itu, lantaran kenaikan target tak sesuai dengan penghasilan mereka.

Sementara elemen masyarakat setempat atau “jukir preman” yang tak berada di bawah naungan Dishub bisa dengan leluasa memungut parkir tanpa target setor ke pemerintah.

Rekan sejawatnya, Ujang (60), mengaku sulit jika harus memenuhi target angka itu tiap bulan.

Baca Juga:Targetkan Partisipasi Pemilu 90 Persen, Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah Ingatkan Hal IniJuara 1 MTQ ke-VIX Tingkat Kota Tasikmalaya Belum Tentu Diutus ke Provinsi

“Saya kan gantian juga sama beliau (Herman), makin susah lah kita ngumpulkan uang untuk hidup. Ya dicukup-cukup saja, apalagi anak sama istri udah nunggu uang buat makan dan bayar-bayar,” katanya.

0 Komentar