Edukasi Stunting Masih Lemah, Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Minta Masyarakat Dilibatkan

stunting
Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ketua DPRD Kota Tasikmalaya H Aslim meminta pemerintah daerah meninjau ulang seluruh program penanganan stunting. Ia menyarankan paritisipasi publik didongkrak untuk menghalau munculnya kasus baru.

“Jangan cuma andalkan (program) one ASN one stunting, sementara penerima tidak diedukasi. Karena fungsi edukasi supaya masyarakat juga paham, bahayanya, risikonya. Saya nilai edukasi dan sosialisasi (soal stunting) masih kurang,” kata Aslim kepada wartawan, Selasa, 14 Mei 2024.

Menurut dia intervensi yang digemborkan Pemerintah Kota Tasikmalaya beberapa waktu lalu efektivitasnya sesaat. Yaitu hanya di awal saja. Setelah program itu dinilai berhasil, penanganan stunting seolah memudar sampai akhirnya muncul ‘kejutan’ kenaikan angka stunting.

Baca Juga:Lama Tak Terdengar, H Maman Padud Kota Banjar Tiba-Tiba Datangi Partai Golkar, Mau Apa?Daftar untuk Pilkada Banjar, Dimyati-Alam Disebut Sudah Penuhi Persyaratan Perseorangan

Padahal jika partisipasi publik didorong, ia yakin penanganan stunting akan berkelanjutan dan menutup celah munculnya kasus baru. Namun saat ini sudah terlanjur. Angka stunting sudah kembali naik. Aslim meminta pemerintah melakukan evaluasi program menyeluruh.

“Maka kita minta evaluasi dulu yang sudah berjalan. Termasuk penanganan sebelum anak lahir. Sebab risiko stunting tidak pasca bayi terlahir saja. Risiko dalam kandungan juga harus teridentifikasi. Makannya perlu diedukasi agar menjaga asupan makanan sehat sehingga melahirkan anak-anak sehat juga,” kata Aslim.

Selama penanganan stunting dilakukan tahun lalu, kata dia, edukasi pemerintah kepada masyarakat soal stunting memang kurang. Sosialisasi bahaya dan cara pencegahan stunting terkesan alakadarnya dan tidak menyentuh masyarakat secara keseluruhan.

“Edukasi harus sampai ke masyarakat bawah, itu agak lemah kami rasa. Tak cukup hanya dengan andalkan potensi ASN yang jumlahnya banyak, semua disuruh tangani satu bayi stunting. Kita minta tinjau lagi, ini harus ada program kontinu yang membackup. Kadang kita kalkulasi intervensi program kan tidak sesederhana itu,  perlu ditinjau lagi lah,” tegasnya.

Menurut dia, berapapun anggaran yang dialokasikan untuk penanganan program tidak akan berhasil jika masyarakat tidak dilibatkan secara mendalam. Maka dari itu, Aslim menyarankan eksekutif mulai aktif menggandeng tokoh masyarakat, ulama, dan lembaga yang aktif di tengah masyarakat untuk menyampaikan pentingnya menjaga kondisi kesehatan bayi agar terhindar dari stunting.

0 Komentar