BI Tasik dan ISEI Gelar Sarasehan WJES 2025, Dorong Sinergi dan Inovasi Ekonomi Priangan Timur

SINERGI
Kepala KPwBI Jawa Barat, Muhammad Nur (tengah) foto bersama jajaran pengisi acara Sarasehan WJES 2025, Selasa (27/5/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Tasikmalaya bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Jawa Barat kembali menggelar Sarasehan West Java Economic Society (WJES) 2025 di Bale Priangan, KPw BI Tasikmalaya, Selasa (27/5/2025).

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, di antaranya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat Muhammad Nur, Kepala KPw BI Tasikmalaya Laura Rulida Eka Sari, Ketua ISEI Jawa Barat Keni Kaniawati, Rektor Universitas Galuh Ciamis, serta tamu undangan lainnya.

Sarasehan tahun ini mengusung tema Mendorong Sinergi dan Inovasi untuk Pengembangan Ekonomi Berkelanjutan Priangan Timur. Dalam sambutannya, Muhammad Nur menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai forum strategis untuk merumuskan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, baik untuk jangka pendek maupun panjang.

Baca Juga:Telkomsel Gelar Gladian Panji TERRA di Tasikmalaya, Wujudkan Dampak Bisnis BerkelanjutanSrie Mulyati, Dosen Prodi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya Jadi Juri Ahli Internasional di Thailand

“Ini adalah bagian dari ikhtiar kita agar kita bisa memberikan sumbangan, baik dari kami Bank Indonesia, ISEI, dan juga termasuk dari rekan-rekan pemerintah kabupaten/kota apa yang memang dibutuhkan oleh Jawa Barat agar pembangunan ekonomi di Jawa Barat ini betul-betul bisa memberikan dampak yang nyata terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

Ia menyoroti potensi besar Priangan Timur di sektor pertanian, perikanan dan pariwisata, namun di sisi lain masih dihadapkan pada tantangan kurangnya infrastruktur pendukung.

Muhammad Nur juga mengingatkan bahwa ketergantungan Jawa Barat terhadap wilayah utara seperti Bogor dan Karawang sangat besar, terutama karena dominasi sektor industri di wilayah tersebut.

“Karena di sana ada industri yang cukup besar yang pangsanya dari ekonomi Jawa Barat itu sampai lebih dari 40 persen, tepatnya 42 persen,” ujarnya.

Selain industri, sektor perdagangan juga menjadi penopang utama perekonomian Jawa Barat. Oleh karena itu, menurutnya, semua sektor unggulan di setiap wilayah perlu mendapat dukungan agar dapat tumbuh dan memberikan kontribusi maksimal bagi pembangunan.

Terkait kondisi ekonomi global, ia mengingatkan bahwa ketidakpastian akibat perang dan kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump turut memengaruhi pertumbuhan global, termasuk Indonesia dan Jawa Barat.

“Yang tadinya 1,2 persen untuk tahun 2025 dikoreksi pertumbuhannya menjadi 2,9 persen,” katanya.

0 Komentar