BANJAR, RADARTASIK.ID – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi mengeluarkan kebijakan terkait larangan kegiatan perpisahan di sekolah karena dianggap membebani orang tua murid.
Pasalnya, kegiatan perpisahan murid harus mengeluarkan biaya tambahan dan tidak semua orang tua murid mampu membayar.
Terkait kebijakan itu, pihak sekolah pun memberikan tanggapannya.
“Kami memahami hal itu, bukan berarti perpisahan itu dilarang. Boleh saja dilakukan tapi bukan dari pihak sekolah yang melaksanakan,” ucap Ketua MKKS SMP Kota Banjar Ace Maman, Minggu 20 April 2025.
Baca Juga:KH Muin Abdurrohim Jadi Ketua MUI Kota Banjar yang BaruDukung Penertiban Juru Parkir Liar, Dewan Ingatkan Pemkot Banjar Hal Ini
Dia menjelaskan, pihak sekolah tidak mengondisikan kegiatan perpisahan di sekolah. Tapi jika orang tua yang ingin menyelenggarakan, maka dipersilakan.
Pihak sekolah menyerahkan semuanya ke orang tua murid melalui komite sekolah.
Namun, dalam teknis pelaksanaannya tidak ada seremonial seperti sebelum-sebelumnya.
“Pelaksanaan kegiatan perpisahan bisa dilaksanakan secara sederhana, tidak perlu wah seperti sebelum-sebelumnya,” jelasnya.
Pihaknya menyarankan, pada kegiatan perpisahan ada momen dari komite sekolah dan perwakilan guru menyerahkan kembali anak didiknya ke orang tua murid.
Momen penyerahan tersebut sebagai simbol, bahwa anak-anak telah selesai menimba ilmu selama di sekolah sehingga dikembalikan lagi ke orang tua muridnya masing-masing.
Kegiatan perpisahan tersebut terlihat sederhana seperti dulu.
“Memang ini dilakukan sekali saat lulus sekolah, tapi harus dipertimbangkan juga tidak semua orang tua murid mampu secara ekonomi,” ujarnya.
“Untuk kegiatan perpisahan kita kembalikan lagi ke orang tua murid, melalui komite sekolah. Segala sesuatunya mereka yang laksanakan, pihak sekolah hanya mengikuti saja,” tegasnya kembali. (Anto Sugiarto)