TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masyarakat Kota Tasikmalaya mendesak pemerintah segera menuntaskan persoalan kepegawaian.
Antara lain soal kepala Dinas Perhubungan yang hampir setahun tak bisa ngantor, eks kepala Bappelitbangda terjerat kasus narkoba, sampai persoalan pungli di lingkungan Dinas Pendidikan.
Koordinator Forum Masyarakat Gorong-Gorong Tasikmalaya (F-Magot) Dede Sukmajaya menuntut Pj Wali Kota tegas. Jangan membiarkan persoalan itu berlarut-larut.
Baca Juga:KPAD Pastikan Hak-Hak Kembang Selaku Korban TerpenuhiBangunan yang Masuk Sempadan Sungai Cimulu Harus Dibongkar
“Ini harus ada ketegasan dari Pj wali kota sesuai aturan berlaku. Termasuk instansi terkait yang membidangi persoalan ini. Segera tindaklanjuti supaya pj wali kota bisa segera menentukan sikap,” katanya, Senin (10/4/2023).
Aktivis Pemuda Tasikmalaya Irwan Supriadi juga menekankan hal serupa. Pemkot harus segera mengembalikan marwah Kota Tasik sebagai Kota Santri.
“Hari ini Kota Tasik harus dijaga marwahnya. Butuh sosok pemimpin mengambil langkah tegas sesuai aturan. Kita tak butuh kepala daerah seremonial, dan tugas limpahan pusat,” papar Irwan.
Kepada massa aksi ia mengatakan bahwa pihaknya tengah memproses semua persoalan yang dikeluhkan. Namun tidak bisa secepat yang diharapkan.
Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh. Salah satunya meminta persetujuan pemerintah pusat untuk setiap keputusan yang diambil.
“Namun kita banyak pertimbangan psikologis dan kesehatan Pak H Aay. Saat diinformasikan kaitan kepegawaian, kondisinya naik turun dan bahkan sempat drop lagi segala macam. Makanya kami hati-hati sekali berkaitan ini,” paparnya.
Kemudian, lanjut dia, persoalan kepegawaian lain pun akan segera dilaporkan ke pj wali kota dan sekda. Sebab, sejatinya semua yang dikeluhkan masyarakat saat ini tengah berproses.
Baca Juga:Call Center BPBD Kota Tasik Diambil Alih HackerIni Dia 5 Hotel Terbaik di Kota Tasik dengan Diskon Menarik!
“Semua yang dipersoalkan masyarakat sedang kami proses urusan kepegawaiannya. Pembinaan pun rutin kita laksanakan, baik langsung maupun dari atasan masing-masing sering kami laksanakan kok. Kasus-perkasus ini tak bisa disamaratakan, karena banyak hal berbeda,” keluhnya.