Sebaran Lahan Kritis di Kota Tasikmalaya Semakin Meluas

Kekeringan atau El Nino alias musim kemarau diprediksi akan terjadi sampai akhir tahun. Lahan kritis Udara kering
Ilustrasi kekeringan. Pixabay
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebaran lahan kritis di Kota Tasikmalaya dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Sampai tahun 2020 tercatat ada 178 hektare lahan kritis di Kota Tasikmalaya.

Melesatnya perluasan lahan kritis itu sampai saat ini beum mampu diimbangi dengan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL).

Bila kondisi ini terus dibiarkan, dikhawatirkan luasan akan bertambah dan lahan menjadi tidak produktif lagi. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas lingkungan.

Baca Juga:Praja Madya IPDN yang Magang di Kota Tasikmalaya Diminta Jaga Nama Baik Almamater dan Jangan Munculkan DeviasiMeresahkan Sekali, Produksi Sampah di Kota Tasikmalaya Mencapai 320 Ton Per Hari

Kepala Cabang Dinas Kehutanan (CDK) Wilayah VI Iding Supriatna mengungkapkan penentuan lahan kritis merujuk pada surat keputusan Kementerian Lingkungan Hidup Nomor 306 Tahun 2018 tentang Penetapan Luas Lahan Kritis Nasional.

“Luasan lahan kritis merujuk SK KemenLHK, bahwa di Tasikmalaya (Kota dan Kabupaten) itu ada 51.000. Memang tidak semua kosong, ada juga yang bervegetasi, tetapi itu dikategorikan sebagai lahan kritis atau potensial lahan kritis. Karena sekarang mempertimbangkan pada kemiringan lahan, juga tingkat bahaya erosi,” ungkapnya kepada wartawan, Jumat (16/6/2023)

Iding menuturkan cara penghitungan luas lahan kritis saat ini berbeda dengan sebelumnya. Walaupun secara tutupan masih bagus, namun tingkat kemiringan dan potensi erosi sangat tinggi, maka lahan tersebut dinyatakan lahan kritis. Sehingga pihaknya perlu melakukan ground check sebagai bahan pertimbangan untuk perlakuannya.

“Kami juga sedang melakukan beberapa upaya dalam menekan perluasan lahan kritis, salah satunya dengan program Jumat menanam (Juna). Kami mengajak masyarakat dan semua pihak untuk melakukan penanaman pohon dengan membranding gerakan Jumat menanam,” terang Iding.

Target gerakan tanam pohon untuk wilayah Jawa Barat, kata dia, adalah sebanyak 20 juta pohon. Sampai tahun 2023 data pohon yang sudah terinput di sistem informasi bibit sudah tertanam sebanyak 23 juta pohon.

“Secara target untuk penanaman saya kira sudah tercapai, tapi namun demikian untuk luasan lahan kritis karena di Kota Tasik saja ada sekitar 178 Ha lahan kritis tentunya ini perlu peran semua pihak untuk melakukan pemulihan,” harap dia.(igi)

0 Komentar