Meresahkan Sekali, Produksi Sampah di Kota Tasikmalaya Mencapai 320 Ton Per Hari

tangani produksi sampah
Pelajar SMPN 4 Kota Tasikmalaya mendengarkan pejabat Pemkot Tasikmalaya soal sampah saat memperingati Hari Lingkungan Hidup. ist
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Produksi sampah di Kota Tasikmalaya sudah sangat tinggi. Wakil Ketua DPRD Kota Tasikmalaya Muslim MSi menuturkan saat ini produksi sampah di Kota Resik ini mencapai 320 ton per hari. Jumlah itu akan terus meningkat, seiring bertambahnya populasi penduduk.

“Makanya sudah perlu, siswa-siswi kita harus andil menjaga agar minimal bisa memilah tidak sampai produksi sampah berlebihan. Juga tidak sampai buang sembarangan ke selokan atau saluran air,” katanya disela menghadiri peringatan Hari Lingkungan Hidup di SMP N 4 Kota Tasikmalaya, Kamis (15/6/2023).

Menurutnya kepedulian ini harus segera muncul dari elemen masyarakat berusia muda. Minimalnya kalau sudah memahami betapa sampah di kota ini susah diurai, sulit menemukan solusi. Mereka bisa iku peduli.

Baca Juga:Perampingan Birokrasi Pemkot Tasikmalaya Dikaji, Cheka Virgowansyah: Ibarat Ngukur Baju, Kebesaran Gak Enak, Kekecilan Juga Kan SesakSoal Pergeseran Pejabat Pemkot Tasikmalaya, Ini Isyarat dari Cheka Virgowansyah, BKPSDM Beri Penjelasan

“Maka dari itu, pendidikan soal lingkungan hidup, melihat kondisi saat ini harus sudah disisipkan di kurikulum atau pembelajaran,” kata Ketua DPC PDIP tersebut.

Ia khawatir persoalan sampah akan semakin sulit ditangani jika tidak diantisipasi dari sekarang. Selain oleh pemerintah, pihak-pihak lain termasuk berbagai elemen masyarakat juga harus turun tangan.

“Memang harus dikenalkan. Disampaikan betapa bahayanya sampah untuk kesehatan, lingkungan, ekosistem dan lainnya. Minimal kalau belum ada pelajaran khusus, selipkan dalam pembelajaran,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya H Deni Diyana menambahkan pihaknya berupaya menangani sampah plastik yang sudah kian menghawatirkan.

Salah satunya dengan berupaya mengedukasi siswa sejak dini, supaya bisa menumbuhkan perilaku tertib dalam memperlakukan sampah plastik.

“Meski kami mengakui belum bisa memberi support optimal ke sekolah dalam penyediaan sarprasnya. Namun, kami mendorong sekolah bisa swadaya sediakan sarpras. Tanamkan pemahaman bahwa sampah plastik bisa direuse, recycle, agar tidak begitu saja dibuang,” paparnya.

Minimalnya, lanjut Deni, siswa sudah mulai membiasakan diri memilah dalam membuang sampah. Organik, anorganik bisa terpilah sebelum sampah dari persekolahan didistribusikan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

0 Komentar