Irigasi Cikunten II Kering Kerontang, Warga Minta Saluran Air Dicek Lagi

irigasi Cikunten
Irigasi Cikunten II kering kerontang meski sudah mulai memasuki musim hujan. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Irigasi Cikunten II di wilayah Gobras Kecamatan Tamansari kering kerontang. Padahal saat ini sudah masuk musim hujan.

Akibatnya warga tak bisa mengolah lahan pertanian dan kolam ikan mereka.

Tokoh Pemuda Tamansari, Habibudin mengatakan saluran irigasi Cikunten belum lama ini dibenahi pemerintah.

Baca Juga:Fatayat NU Kenalkan Keuangan Syariah Pada Pelaku UMKM PerempuanBandara Wiriadinata Tasikmalaya Akan Diaktifkan Lagi

Seharusnya air hujan bisa tertampung dan aliran air menjadi lebih lancar. Namun kondisi yang terjadi malah sebaliknya. Ia pun meminta pemerintah memeriksa kembali saluran irigasi tersebut.

“Kondisi seperti ini sudah dua tahun terakhir terjadi, petani penggarap lahan sudah mengeluhkan termasuk pembudidaya ikan,” kata Habib saat menghubungi Radar, Kamis (25/1/2024).

Menurutnya kondisi itu di luar kebiasaan alias Anomali. Akibat fenomena ini, tersiar kabar di kalangan warga bahwa keringnya Cikunten II disebabkan adanya monopoli sumber air oleh salah satu pengusaha.

“Kami dengar itu, isunya ada pengusaha perikanan skala besar, aliran air dimonopoli ke sana. Jadinya aliran air ke kami mengering,” keluhnya, bercerita.

Informasi dugaan adanya monopoli sumber air, lanjut Habib, bahkan melebar pada dugaan tentang adanya kesengajaan dari pihak tertentu, agar warga mau menjual lahan mereka kepada pengusaha yang dimaksud. Sebab, akibat keringnya sumber air itu, lahan warga menjadi tidak produktif.

“Sementara dalam konteks lahan, aset di sana tak bisa dibangun juga karena LP2B (Lahan pertanian pangan berkelanjutan), bicara ketahanan pangan, produktivitas petani kok seperti tidak dilindungi begini. Kami sampai menduga ada upaya cukong tanah agar warga jual lahan ke provider perumahan, sementara ini kan lahan sudah dilindungi, harusnya juga diawasi dong kelangsungannya,” keluh pentolan Banteng Muda Indonesia Kota Tasikmalaya tersebut.

Pihaknya mendesak, Pemkot berkoordinasi dengan instansi terkait yang mewenangi urusan irigasi. Memastikan sumber produktivitas pertanian di wilayahnya kembali berjalan.

Baca Juga:Ahli Gizi: Telur dan Susu Saja Tak Cukup untuk Atasi Masalah StuntingDinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Cegah Terjadinya Kekerasan di Sekolah

“Entah itu kewenangna provinsi atau pusat tolong diperhatikan. Padahal beberapa waktu lalu Pj wali kota sempat mengecek beberapa saluran irigasi kok tidak ada efeknya ya, saat banjir melanda Mangkubumi. Kami sebagai warga Tamansari menjadi objek penderita, ikan pada mati, sawah tak bisa digarap. Kalau bicara ketahanan pangan, tapi keberpihakan pemerintah terhadap kami tidak nyata,” paparnya mengeluhkan. (Firgiawan)

0 Komentar