Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tasikmalaya Tekankan Pentingnya Pemahaman Layanan Kesehatan Inklusif 

layanan kesehatan inklusif
WORKSHOP. Peserta workshop menyimak materi tentang alur dan SOP layanan kesehatan inklusif di Aula UPT Puskesmas Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis, 13 Maret 2025. (Radika Robi Ramdani/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Puskesmas Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, terus berupaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan dengan menjadikan puskesmas ini sebagai model bagi layanan kesehatan inklusif.

Hal ini diungkapkan dalam Workshop Alur dan SOP Layanan Kesehatan Inklusif yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tasikmalaya, pada Kamis, 13 Maret 2025.

Acara yang berlangsung di aula UPT Puskesmas Singaparna ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk kepala fasilitas kesehatan, koordinator layanan kesehatan, tenaga medis, dan staf lainnya.

Baca Juga:Ribuan Anggota Pramuka Tasikmalaya Ikuti Gema Ramadhan 2025Pohon Tumbang Rusak Atap Rumah Warga di Cigalontang Tasikmalaya: Pemilik Rumah Mendapatkan Bantuan

Koordinator Program Inklusi sekaligus Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Tasikmalaya, Rosmini SPdI, menekankan pentingnya pemahaman dan kesadaran tentang layanan kesehatan inklusif yang harus diterima oleh setiap warga negara.

Menurutnya, hak akses terhadap layanan kesehatan untuk penyandang disabilitas sudah menjadi mandat dari undang-undang. ”Tenaga kesehatan dan pengelola kesehatan juga harus memahami Standar Operasional Prosedur (SOP) layanan kesehatan yang inklusif,” ujarnya kepada Radartasik.id.

Rosmini juga berharap agar SOP ini tidak hanya dijadikan dokumen yang tersimpan, tetapi benar-benar dapat diterapkan di lapangan, terutama di puskesmas, bidan desa, dan puskesmas pembantu.

Saat ini, Puskesmas Singaparna dijadikan role model untuk implementasi layanan kesehatan inklusif.

Sebagai bagian dari persiapan, petugas Puskesmas Singaparna sudah mengikuti pelatihan di Yogyakarta pada akhir tahun 2024 dan tengah mempersiapkan pelatihan bahasa isyarat bagi petugas.

Pelatihan ini penting karena disabilitas tidak hanya terbatas pada disabilitas fisik, tetapi juga mencakup disabilitas sensorik dan mental.

Oleh karena itu, selain pelatihan layanan kesehatan inklusif, puskesmas juga melatih juru bahasa isyarat dalam rangka mendukung aksesibilitas bagi pasien penyandang disabilitas.

Baca Juga:Di Ciawi Tasikmalaya, Remaja Tertusuk Pedang Saat Melerai Pertengkaran Orang Tuanya Perkara Masakan Buka PuasaMeski Diprotes dan Syarat Izin Kadaluarsa, Proyek Pembangunan Kantor Bank Mandiri Tasikmalaya Tetap Berjalan

Rosmini berharap agar inisiatif inklusi ini tidak berhenti hanya pada pelatihan dan SOP, tetapi dapat benar-benar dilaksanakan dalam praktik sehari-hari di puskesmas, dengan fokus pada kebutuhan pasien disabilitas.

Ia juga menambahkan bahwa kegiatan serupa sebelumnya juga telah dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mengedukasi petugas kesehatan mengenai layanan inklusif.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Singaparna, Hj Ipit Pitria Kurniasih SST MKes, mengungkapkan bahwa Puskesmas Singaparna telah mempersiapkan fasilitas yang ramah terhadap pasien disabilitas.

0 Komentar