Tarif Masuk Wisata Ciamis yang Dikelola Pemerintah Bakal Naik 100 Persen

wisata
pemandangan salah satu wisata alam di ciamis (Instagram)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis akan segera menerapkan tarif baru pada setiap tempat wisata yang dikelola oleh pemerintah daerah. Tarif baru itu mengalami kenaikan sebesar 100 persen atau dua kali lipat dari tarif semula.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Pariwisata Dian Kusdiana mengatakan rencana kenaikan tarif retribusi tempat wisata yang dikelola pemerintah sudah disahkan aturannya. Yaitu Peraturan Daerah (Perda) Nomor 15 tahun 2023 tentang Retribusi Daerah.

Dalam aturan tersebut diatur dan ditetapkan bahwa retribusi masuk wisata dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Ciamis seperti Situ Lengkong Panjalu, Karangkamulyan Cijeungjing, Astana Gede Kawali naik. Yang tadinya Rp 3.000 sekarang menjadi Rp 6.000.

Baca Juga:Sudah Dicoret dari DCT, Alat Peraga Kampanye Caleg PKS ini Masih Mejeng di Pinggir JalanPenamaan Lorong Katasik Dikritik Seniman dan Budayawan Kota Tasikmalaya

“Dinas Pariwisata akan ada tarif baru ini. Tarif baru ini diterapkan pada Maret atau April 2024,” katanya kepada Radar, Senin (8/1/2024).

Dengan tarif baru tersebut, pemerintah ingin mendapatkan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tahun 2024, sehingga  capai  target Rp 1,1 miliar untuk sektor pariwisata.

“Dengan kenaikan tarif masuk ke wisata ini sehingga ada peningkatan PAD sektor pariwisata tahun 2024 sekitar Rp 1,1 miliar,” ujarnya.

Sebelumnya, realisasi PAD sektor pariwisata dapat naik 117 persen, hal itu melebihi target yang tetapkan Rp 600 jutaan, tercapai Rp 700 jutaan. Namun ia pun mengakui ada penurunan target PAD 2023 dari tahun-tahun sebelumnya, biasanya hampir Rp 1 miliar.

Penurunan target PAD di sektor pariwisata terjadi karena untuk menyesuaikan perjalanan pengunjung dan perbaikan salah satu tempat wisata yang di kelola Pemerintah Kabupaten Ciamis.

“Karena pada tahun 2022 tercapai target PAD sektor wisata hanya 80 persen. Akhirnya 2023 angka targetnya dikecilkan dibandingkan pada 2022, karena melihat pengunjung relatif turun,” katanya.

“Selanjutnya, wisata Situ Lengkong Panjalu penopang penyumbang terbanyak PAD sektor pariwisata saat itu sedang direvitalisasi. Akhirnya target di Situ Lengkong diturunkan targetnya,”tambahnya.

Baca Juga:Kinerja Dinas Penghasil PAD Akan Dievaluasi, Sekda Kota Tasikmalaya: Agak RepotRibuan Saksi Akan Kawal Suara Golkar di Kota Tasikmalaya

Tetapi setelah diturunkan target PAD sektor pariwisata, ternyata bisa mendapatkan lebih. Karena jelang akhir tahun 2023, pada Oktober sampai November ternyata banyak yang berdatangan ke Situ Lengkong Panjalu. (Fatkhur Rizqi)

0 Komentar