Suharso: Saya Masih Ketua Umum

Suharso: Saya Masih Ketua Umum
KONFLIK INTERNAL. Pencopotan Suharso Monoarfa sebagai Ketua Umum PPP memicu konflik internal menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. foto: twitter dpp ppp
0 Komentar

JAKARTA, RADSIK – Selawat dan takbir terdengar saat Suharso Monoarfa berada di panggung lokasi Bimtek DPRD Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) se-Indonesia yang digelar di Hotel Redtop, Jakarta, Selasa (6/9/2022).

Hal itu seperti terekam dalam video yang beredar di jejaring WhatsApp berdurasi 2 menit 50 detik. Suharso terdengar angkat bicara tentang pencopotannya sebagai Ketua Umum PPP setelah selawat dan takbir dilantunkan oleh para kader partai politik (parpol) berlambang Ka’bah itu.

Beberapa politikus PPP terdengar berteriak di arena Bimtek sebelum Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional itu berbicara. ”Tolong hormati ketum,” teriak seorang politikus PPP seperti terdengar dari video yang beredar, Selasa. Suharso dalam video yang beredar mengawali pernyataan di panggung Bimtek itu dengan mengaku sebagai ketum partai yang terbentuk pada 1973 itu.

Baca Juga:TUTUP KEGIATAN DENGAN SANTUNAN YATIM PIATUTanah Sodetan Mulai Dievakuasi

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

”Begini, saya masih Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan,” kata Suharso di atas panggung acara Bimtek DPRD Fraksi PPP se-Indonesia. Takbir kembali bergema sampai dua kali setelah pernyataan Suharso yang masih menjadi Ketum PPP.

Pria kelahiran NTB itu lantas mengungkapkan dirinya berstatus Ketum PPP yang sah. ”Saya adalah Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan,” ujarnya.

Suharso mengatakan situasi yang terjadi kini di internal PPP terkait pergantian kepemimpinan ialah hal tidak benar. Dia mengaku telah mengalkulasi kepada semua pihak tentang isu di internal PPP dan informasi soal perhentian kepemimpinan tidak benar. ”Apa yang telah dikembangkan tidak benar,” kata Suharso.

DANA BESAR MENENTUKAN

Faktor finansial disebut menjadi salah satu faktor penyebab pergantian Ketum PPP. Muhammad Mardiono yang memiliki kekayaan mencapai Rp 1,27 triliun menjadi Pelaksana Tugas (Plt) Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa.

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin, dukungan finansial memang berpengaruh besar terhadap kekuatan sebuah partai, apalagi di tahun pemilu. ”Ya mohon maaf tanpa kekuatan finansial yang besar, khawatir PPP tergelincir dan tidak lolos ke Senayan, bisa saja itu menjadi faktornya,” kata Ujang, Senin.

0 Komentar