Penggilingan Padi Merenggut 1 Nyawa di Tasikmalaya, Korban Sempat Bicara Pilkades

Penggilingan Padi Merenggut 1 Nyawa di Tasikmalaya, Korban Sempat Bicara Pilkades
Petugas mengevekuasi korban kecelakaan kerja dari tempat penggilingan padi di Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Kamis (14/9/2023)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengelola tempat penggilingan padi di Kampung Perintis Kelurahan Sukamanah Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, Wawan Saepulloh (58) ditemukan meninggal dunia di tempat usahanya, Kamis (14/9/2023).

Wawan merupakan pengelola penggilingan padi yang sudah lebih dari 15 tahun menggeluti operasional mesin tersebut. Warga Desa Jatihurip Kecamatan Cisayong itu sudah lama menjadi penyewa aset milik Pusat Koperasi Kota/Kabupaten Tasikmalaya (PKKT) itu.

Salah seorang warga, Agus Mulyawan (45) mengatakan bahwa sekitar pukul 08.00 WIB dia dan Wawan masih sempat berbincang. Beberapa obrolan terakhirnya dia menceritakan mengenai Pilkades. “Ngobrol banyak, termasuk di desanya lagi ada Pilkades,” ungkapnya kepada Radartasik.id.

Baca Juga:Diduga Menggiring Suara dan Bikin Rusuh di Pilkades, 4 Pemuda Mabuk Diamanakan PolisiSidang Kasus Jual Beli Kios Pasar Tawang Banteng Tetap Berlanjut

Sekitar pukul 09.00 WIB dia pun pulang ke rumah untuk istirahat. Agus juga masih ingat jelas saat itu dia mendengar mesin penggilingan padi dinyalakan. “Waktu di rumah kedengaran mesin mulai menyala,” tuturnya.

Sekitar pukul 12.00 WIB dia kembali beraktifitas ke luar rumah dan kedatangan beberapa orang yang mencari pengelola penggilingan padi. Dia pun ikut mencari karena menurutnya Wawan ada di tempat penggilingan. “Ada beberapa kali yang menanyakan, ada yang mau beli beras, ada yang nganter barang,” jelasnya.

Saat dia mendatangi tempat penggilingan saat itu kondisi mesin sedang mati. Namun dia tetap beranggapan kalau Wawan memang masih berada di lokasi. “Ternyata kondisinya sudah begitu, saya langsung beritahu warga untuk lapor ke polisi,” ucapnya.

Pantauan Radar, jenazah Wawan terjebak di sabuk penghubung mesin penggilingan padi yang melilit sebuah besi. Sehingga tubuh bagian kanannya termasuk tangan kaki dan kepala mengalami kerusakan fatal.

Kejadian itu sontak membuat warga berkerumun mendatangi tempat penggilingan pagi. Terlihat ada beberapa orang menangis dan berteriak histeris, mereka merupakan keluarga Wawan yang datang ke lokasi setelah diberitahu warga.

Menurut Agus, peristiwa yang menimpa Wawan itu terjadi sebelum adzan zuhur. Karena biasanya almarhum biasa salat di masjid bersamanya. “Tadi enggak ada, sepertinya kejadiannya sebelum zuhur,” ucapnya.

0 Komentar