Krisis Bacaleg Perempuan

Krisis Bacaleg Perempuan
PENJARINGAN BACALEG. Partai Kebangkitan Bangsa Kota Tasikmalaya melakukan fit and proper test terhadap bakal calon legislatif, Senin (23/1/2023). istimewa
0 Komentar

“Secara keseluruhan belum, masih ada beberapa dapil yang masih kekurangan caleg perempuan, ya kita sudah terisi 60 persen,” ungkap dia

Semetnara itu, Ketua DPC PKB Kota Tasikmalaya H Wahid mengatakan sejak Juni 2022 sudah menyosialisasikan pendaftaran. Saat ini pun dia dan rekan-rekan pengurus sedang melakukan fit and proper test. “Kita buka untuk umum, tapi persentasenya diperbanyak kader internal,” ujarnya.

Disinggung kendala mencari bacaleg perempuan, H Wahid mengaku PKB Kota Tasikmalaya tidak mengalami hal itu. Karena PKB sendiri pinya badan otonom (Banom) yakni Perempuan Bangsa yang siap maju di Pileg 2024. “Dari luar kader dan banom pun kami sudah ada pendaftar-pendaftar untuk bacaleg perempuan, jadi alhamdulillah tidak ada kendala,” katanya.

Baca Juga:Santos LolosNobatkan Raja dan Ratu Baca

Ketua DPD PAN Kota Tasikmalaya Hendro Nugraha mengatakan saat ini sedang proses penyeleksian bacaleg. Dalam waktu dekat ini proses tersebut diharapkan segera selesai. “Alhamdulillah sakarang sudah hampir 100%,” ungkapnya.

Terkait keterwakilan perempuan tidak mengalami kendala. Pasalnya dia sudah mempersiapkan bacaleg sejak jauh-jauh hari. “Polanya kita buka dulu pendaftaran bacaleg perempuan, setelah terpenuhi baru lanjut membuka pendaftaran caleg laki-laki,” terangnya.

Jangan Sekadar Menutupi Keterwakilan

 ANGGOTA KPU Kabupaten Tasikmalaya Divisi Perencanaan Data dan Informasi Ai Rochmawati mengungkapkan, pada PKPU tercantum parpol harus memperhatikan keterwakilan perempuan 30 persen di setiap daerah pemilihan (dapil).

“Banyak kriteria yang diusung oleh parpol, tetapi jangan sampai banyak caleg perempuan yang tidak banyak berkontribusi,” paparnya.

Dia menyebutkan, KPU sering menyampaikan soal keterwakilan caleg perempuan, apapun itu persoalannya parpol harus benar-benar menyeleksi laki-laki atau perempuan dalam pengkaderan calegnya. “Kalau pun mau caleg perempuan harus sama mencari kriterianya. KPU sendiri melihat memang partai politik agak kesulitan mencari caleg perempuan,” ujar dia.

Kendalanya bisa jadi dalam bergerak caleg perempuan sembunyi-sembunyi pergerakannya. Sehingga parpol agak kesulitan dan terkadang lebih giat mencari caleg atau kader ketika ada pemilu.

Dia menambahkan, dari 30 persen keterwakilan caleg perem­puan, tidak semua parpol meme­nuhinya di setiap dapil. “Bahkan saat ini yang ada itu delapan orang anggota DPRD Kabu­paten Tasikmalaya dari keter­wakilan perempuan. Arti­nya ini menunjukkan partai politik belum optimal dalam sosialisasi, termasuk  tidak ada keberanian perempuan yang mau maju menjadi caleg,” terang dia.

0 Komentar