Berharap Dadaha Representatif, Warga Sarankan PKL Dibuatkan Tempat Keramaian Baru

dadaha masih dipenuhi pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima menyatu dengan lokasi parkiran di samping Alun-Alun Dadaha, Kamis 25 Juli 2024. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Padatnya lalulintas Dadaha pada hari Minggu seringkali dikeluhkan warga. Mereka tak nyaman lantaran kemacetan di sana sudah jadi pemandangan rutin setiap hari Minggu.

Bukan hanya itu. Warga juga kerap merasa terganggu dengan banyaknya pedagang di trotoar. Mereka tak bisa jalan kaki dengan leluasa.

Sehingga, menurut masyarakat penertiban pedagang kaki lima dan parkir di bahu jalan harus benar-benar diupayakan. Seperti diungkapkan Intan (32) warga BKR.

Baca Juga:Kemandegan Koalisi dan Magnet Figuritas Kandidat yang Lemah di Pilkada Kota Tasik 2024!SK PAN Diprediksi Mendekat ke Murjani Jelang Pendaftaran Pilkada Kota Tasikmalaya 2024!

Ia menilai upaya mengurai kesemrawutan Dadaha dengan menertibkan pedagang kaki lima, harus dibarengi dengan edukasi kepada pengunjung agar tertib memarkirkan kendaraan. Juga membangun kebiasaan berjalan kaki agar lebih sehat.

“Sekarang lumayan sih (agak tertib, red). Tapi masih ada yang sebelah sini (seberang jam gadang, red). Harusnya jangan ada pedagang di sekitaran dekat alun-alun (Dadaha) banget. Kalau mau tegas ke semuanya. Jangan yang depan diusir sebelah sini masih ada. Takutnya nanti semua membludak jualan di sana. Biar masyarakatnya juga bisa jalan-jalan, gak simpan motor depan lapak dagangnya,” katanya saat ditemui Radar, bersama anaknya di sekitaran Dadaha, Kamis 25 Juli 2024.

Senada dengan Intan, Rahmat (37) juga mengatakan hal hampir serupa. Ia bependapat bahwa Pemerintah Kota Tasikmalaya sudah harus punya tempat representatif untuk menampung para pedagang kakli lima agar mereka tidak mengganggu ruang publik tapi bisa tetap berjualan di pusat keramaian itu.

Seperti dengan membangun teras mirip di daerah Cihampelas Bandung. Dengan demikian pemerintah memberi unsur kebaruan dengan memanfaatkan daya tarik alun-alun.

“Harusnya kayak Mambo itu khusus harinya, atau enggak khusus tempatnya supaya bisa setiap hari. Kayaknya kalau di sebrang situ (GGM dan GCC) gak cukup ya (membangun tempat PKL),” katanya.

Ia juga memberikan beberapa contoh beberapa daerah dengan penataan PKL, yang menurutnya hampir sempurna. Bahkan masih tetanggaan dengan Kota Tasikmalaya.

“Kayak di Ciamis itu indah, asri, katanya juga sebentar lagi akan direlokasi ke tempat yang lebih bagus. Nah kenapa Kota Tasik enggak bisa, atau belum mungkin ya. Kayaknya nunggu wali kota yang baru,” ujarnya sambil tergelak.

0 Komentar