RADARTASIK.ID— Pelatih Persib Bandung Bojan Hodak melepas 3 pemain Persib ke EPA. Tujuannya sangat jelas dan harus dipahami Bobotoh karena untuk kebaikan 3 pemain Persib tersebut.
Bojan Hodak memberikan apresiasi terhadap penerapan format baru kompetisi Elite Pro Academy (EPA) Super League 2025/2026.
Menurutnya, sistem yang diterapkan musim ini membawa manfaat besar bagi pembinaan pemain muda di lingkungan klub.
Baca Juga:Wow, Bojan Hodak ’Ajari’ Patrick Kluivert Cara Maksimalkan 2 Bek Tengah yang Kuat Kaki KananMoncer Banget, Bocah Ajaib Persib Sumbang Gol, Kali Ini Korbannya Madura United U-20
Berbeda dengan musim sebelumnya, kompetisi EPA Super League kini hanya terdiri atas dua fase, yakni pendahuluan dan final.
Pada fase pendahuluan, sebanyak 18 klub akan berpartisipasi untuk kategori U16 dan U20, sementara kategori U18 diikuti 19 tim, termasuk Timnas U17 Indonesia yang tengah dipersiapkan menghadapi Piala Dunia U17 2025.
Format kompetisi EPA menggunakan sistem quadra round robin, di mana setiap klub akan saling berhadapan sebanyak empat kali.
Dengan demikian, para pemain berpeluang tampil hingga 32 pertandingan dalam satu musim.
Dari fase ini, hanya juara grup yang berhak melaju ke partai final yang akan digelar dengan sistem single match.
“Ini hal yang bagus. Terkadang, satu pertandingan bisa setara dengan 100 kali latihan,” ujar Bojan Hodak usai gim internal di Stadion Gelora Bandung Lautan Api.
Bojan Hodak menilai, sistem tersebut dapat memberikan pengalaman bertanding yang jauh lebih berharga dibandingkan sesi latihan reguler.
Baca Juga:Cak Imin Gagas Penghapusan Tunggakan Iuaran JKN, Respons BPJS Kesehatan: Kami Ikut Pemerintah Maksimalkan Devisa hingga Rp2.400 Triliun Per Tahun, Pemerintah Siapkan Hilirisasi Kelapa, Ini Kata Mentan
Ia menekankan bahwa pertandingan kompetitif menjadi sarana terbaik untuk menilai perkembangan pemain secara nyata.
Sejalan dengan hal itu, Hodak juga memberikan izin kepada tiga pemain muda Persib Bandung, yakni Kevin M. Islami Pasha, Athaya Zahran, dan Zulkifli Lukmansyah, untuk memperkuat Persib U20 di ajang EPA Super League musim ini.
Menurut pelatih asal Kroasia tersebut, atmosfer pertandingan mendorong setiap pemain untuk menampilkan kemampuan terbaiknya.
Melalui situasi inilah, staf pelatih dapat menilai sejauh mana kualitas dan progres individu para pemain muda berkembang dari waktu ke waktu.
Dengan pendekatan kompetisi yang lebih intens dan terukur, Hodak optimistis bahwa sistem baru EPA Super League akan menjadi fondasi penting bagi peningkatan kualitas sepak bola usia muda di Indonesia.