Limbah Cair Tahu Penuh Manfaat di Kabupaten Ciamis, Disulap Jadi Pupuk Organik dan Paving Block HU

Manfaatkan Limbah Tahu Cair
Tenaga Sanitasi Lingkungan dari UPTD Puskesmas Cipaku Tatang Hidayat (kedua kanan) bersama Sekda Kabupaten Ciamis Andang Firman Triyadi (baju putih) dan lainnya tunjukkan panen cabai varietas ori 212 menggunakan pupuk orang cair dari limbah cair tahu, beberapa waktu lalu. (istimewa For Radartasik.id)
0 Komentar

CIAMIS, RADARTASIK.ID – Tatang Hidayat, SKM, MKM, Tenaga Sanitasi Lingkungan UPTD Puskesmas Cipaku, berhasil mencatat prestasi membanggakan dengan menembus 10 besar finalis PNS Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Barat 2025 melalui inovasi pengolahan limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair (POC) dan paving block HU.

Inovasi ini tidak hanya menyelesaikan persoalan pencemaran lingkungan akibat limbah industri tahu, tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat dan pelaku usaha tahu.

Tatang menceritakan, dirinya mulai bertugas di Pemerintah Kabupaten Ciamis sejak Mei 2024 setelah 13 tahun mengabdi di Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga:Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Ruas Jalan Salopa-ManonjayaPastikan Tenaga Kerja Terlindungi Jaminan Sosial, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasi Peraturan Daerah

“Saya di Pemerintah Kabupaten Ciamis mulai ditugaskan sebagai Tenaga Sanitasi Lingkungan dari UPTD Puskesmas Cipaku, harus menangani persoalan limbah tahu yang banyak. Mulai pada Juni 2024 saya pun datang ke lokasi pabrik tahu, untuk menangani limbah cair tahu yang mengeluarkan lebih dari 5.400 liter per hari,” katanya kepada Radar, Jumat (10/10/2025).

Limbah tahu sebelumnya dibuang ke Sungai Cibuyut dan menimbulkan pencemaran berat. Limbah tahu sebelumnya dibuang ke Sungai Cibuyut, menyebabkan pencemaran berat dengan kadar Biological Oxygen Demand (BOD) mencapai 3.000 mg/L dan Chemical Oxygen Demand (COD) 5.000 mg/L, jauh di atas ambang batas.

“Kondisi ini memicu konflik sosial berkepanjangan, menurunkan kualitas air, serta ditemukan penyakit berbasis lingkungan (GEA-A09) pada tahun 2023 sebanyak 176 kasus dan masuk rangking 3 besar penyakit di Puskesmas Cipaku,” ujarnya.

Dari kondisi itu, Tatang berinovasi dengan mengolah limbah cair tahu menjadi POC, sementara lumpur hasil endapan diubah menjadi paving block HU.“Cairan tahu bisa dijadikan POC dan ketika mengendap ada lumpurnya yang dijadikan paving block HU. Sebab kalau dibiarkan bisa menjadi pencemaran lingkungan,” katanya.

Melalui proses fermentasi menggunakan EM4, molase, kalium nabati, dan nitrogen hewani, limbah cair diubah menjadi pupuk kaya unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium. Sedangkan lumpur tahu diolah menjadi bahan bangunan ramah lingkungan.

“Selain memperbaiki kualitas lingkungan, inovasi ini memiliki nilai ekonomi tinggi. Satu pabrik tahu mampu menghasilkan 5.400 liter POC per hari dengan potensi omzet sekitar Rp270 juta per hari atau Rp8 miliar per bulan. Bahkan efisiensi biaya pengolahan limbah mencapai Rp1,2–2 miliar,” ujarnya.

0 Komentar