“Kita bicara tentang masa depan bangsa, maka generasi mudalah yang harus paling dilibatkan. Mereka harus tahu bagaimana sistem ketatanegaraan bekerja, apa fungsi MPR, dan bagaimana mereka bisa terlibat,” tegasnya.
Dalam pandangannya, penguatan MPR bisa membuka ruang yang lebih luas bagi anak muda untuk menyampaikan aspirasi melalui lembaga representatif.
Selain itu, stabilitas politik yang dijaga melalui keseimbangan antar lembaga negara akan menciptakan iklim yang kondusif bagi tumbuh kembang kreativitas dan inovasi pemuda.
Kendati demikian, penguatan kewenangan MPR juga tidak luput dari tantangan.
Baca Juga:Acara Pesta Rakyat dan Panggung Hiburan atas Pernikahan Wakil Bupati Garut DibatalkanMembanggakan! Enam Siswa MAN 1 Tasikmalaya Lolos ke Universitas Al-Azhar Kairo
Husein menekankan bahwa jika wacana ini benar-benar diwujudkan, maka harus disertai dengan mekanisme akuntabilitas yang ketat, keterbukaan publik, serta tidak mengganggu efektivitas sistem pemerintahan.
“Jangan sampai semangat memperkuat MPR malah membuka celah penyalahgunaan kekuasaan atau memperumit birokrasi. Ini yang harus kita kaji bersama,” imbuhnya.
Sebagai penutup, Husein mendorong pentingnya pendidikan kewarganegaraan yang kuat di kalangan pelajar dan mahasiswa.
Menurutnya, pengetahuan tentang UUD, lembaga negara, dan hak serta kewajiban warga negara, menjadi bekal penting dalam membentuk partisipasi politik yang sehat.
“Generasi muda harus cerdas secara konstitusional. Kalau kita bicara tentang memperbaiki arah bangsa, dimulai dari membekali mereka dengan kesadaran dan pengetahuan sebagai warga negara,” pungkasnya.(Ayu Sabrina)