Bukan Cuma Dividen: Strategi Investasi Ini Ternyata Lebih Cuan!

Indeks Saham Asia
Ilustrasi para investor tengah meninjau pergerakan harga saham. (DALL-E)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Selama bertahun-tahun, strategi investasi berbasis dividen telah menjadi primadona di kalangan investor konservatif.

Banyak dana kelolaan bernilai ratusan miliar dolar dialokasikan pada perusahaan yang secara konsisten meningkatkan pembayaran dividen mereka.

Pandangan umum menyebutkan bahwa saham-saham semacam ini memberikan performa terbaik dalam jangka panjang.

Baca Juga:Cuan 5,5 Juta Persen! Begini Rekam Jejak Investasi Warren Buffett yang Tak Tertandingi Selama Enam DekadeDulu Anti Teknologi, Kini Untung Triliunan: Pengakuan Malu-Malu Warren Buffett di Balik Saham Apple

Namun, seiring perkembangan pasar, muncul analisis yang mengungkap bahwa strategi investasi ini bukan satu-satunya yang menjanjikan—dan bahkan, ada pendekatan lain yang terbukti lebih menguntungkan.

Dilansir WSJ, salah satu indikator keandalan sebuah perusahaan dalam strategi dividen adalah masuknya mereka ke dalam daftar S&P 500 Dividend Aristocrats, yang berisi perusahaan-perusahaan yang berhasil menaikkan dividen minimal selama 25 tahun berturut-turut. Namun, mempertahankan status ini bukan perkara mudah.

Ketika sebuah perusahaan gagal menaikkan dividen, bahkan hanya sebesar satu sen, pasar langsung bereaksi negatif.

Perusahaan besar seperti Pfizer, General Electric, AT&T, dan Walgreens telah kehilangan gelar bergengsi ini.

Exxon Mobil bahkan sempat harus melakukan berbagai upaya kompleks lima tahun silam hanya demi menjaga statusnya sebagai ”aristokrat”, dan hampir gagal.

Meskipun peran dividen dalam investasi perlahan menurun dalam beberapa dekade terakhir, dividen masih belum sepenuhnya ditinggalkan.

Data dari Ned Davis Research menunjukkan bahwa lebih dari 80 persen perusahaan di indeks S&P 500 masih membagikan dividen, dan dalam satu tahun terakhir, 324 perusahaan tercatat menambah atau mulai membayar dividen kepada investornya.

Baca Juga:Perjalanan Karier Gigi Leung: Dari Gadis Tepi Jalan yang Lugu Menjadi Artis Hong Kong Serba BisaApple Ketinggalan Jauh di Balapan AI, Apakah Ini Akhir iPhone?

Uniknya, popularitas saham-saham dengan pertumbuhan dividen konsisten ini justru dipicu secara tidak sengaja oleh riset lama dari lembaga yang sama.

Riset tersebut, yang menggunakan metode penghitungan imbal hasil yang kini dianggap usang namun banyak ditiru, sempat menunjukkan hasil spektakuler untuk saham-saham dengan pertumbuhan dividen.

Namun, dengan metodologi yang diperbarui untuk menyesuaikan dengan dinamika industri modern, hasilnya menunjukkan bahwa meski saham yang meningkatkan dividen tetap berkinerja baik, fokus pada dividend yield—atau tingkat hasil dividen—ternyata memberikan hasil lebih tinggi.

Sejak 1973, saham-saham dengan hasil dividen tertinggi di separuh atas daftar berhasil mengungguli performa saham yang hanya sekadar menaikkan dividen, baik dalam kondisi pasar bullish maupun bearish.

0 Komentar