OJK dan TPAKD Kota Tasikmalaya Tingkatkan Akses Keuangan Syariah di Kota Santri

RAPAT PLENO
Kepala Bagian PEPK dan LMS OJK Tasikmalaya, Dendy Juandi, saat pemaparan materi di Rapat Pleno TPAKD Kota Tasikmalaya, Selasa (6/5/2025).
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Otoritas Jasa Keuangan Tasikmalaya (OJK) sinergi dengan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kota Tasikmalaya mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Kepala Bagian PEPK dan LMS OJK Tasikmalaya, Dendy Juandi, memaparkan bahwa Kota Tasikmalaya sebagai Kota Santri mempunyai potensi dan peluang besar dalam pengembangan ekonomi syariah melalui optimalisasi produk serta jasa yang berbasis prinsip Islam.

Lebih lanjut, TPAKD Kota Tasikmalaya pada tahun 2025 sudah menyusun berbagai Program Kerja (Proker) baru salah satunya adalah penguatan inklusi Tabungan Syariah.

Baca Juga:SMK BK Tasikmalaya Gelar Kelulusan Sederhana, 98 Persen Lulusan Terserap Kerja dan UsahaAwaludin Nazal Dinobatkan Sebagai Kepala Sekolah Termuda, Sukses Pimpin SMK Bhakti Kencana Tasikmalaya

Program yang telah dirancang ini tidak hanya menyasar peningkatan inklusi keuangan di sektor perbankan syariah saja tetapi juga memperluas jangkauan ke sektor industri keuangan non bank (IKNB) melalui program asuransi usaha tani padi (AUTP) serta sektor Pasar Modal melalui proker edukasi Sekolah Pasar Modal (SPM).

“Peningkatan inklusi dan literasi keuangan ini tentunya adalah kerja bersama dalam TPAKD yang terdiri dari OJK, BI, Pemerintah Daerah dan industri jasa keuangan,” ujar Dendy.

Dendy pun memaparkan perkembangan kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Kerja OJK Tasikmalaya yang hingga Februari 2025 tumbuh positif di tengah kinerja perekonomian nasional yang relatif stabil. Hal ini terlihat dari pertumbuhan, profil risiko yang terjaga serta likuiditas yang mencukupi di masing-masing sektor jasa keuangan.

Aset perbankan di wilayah pegawasan Kantor OJK Tasikmalaya pada Februari 2025 naik 1,41 persen (yoy) serta pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Februari 2025 tercatat naik 4,76 persen (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan kredit menurun 1,01 persen (yoy) yang berdasarkan jenis penggunaannya, kedit modal modal kerja menurun sebanyak 10,82 persen (yoy) sehingga diperlukan upaya peningkatan inklusi keuangan untuk UMKM.

“Program Business Matching yang sebelumnya telah terlaksana di tahun 2024, di tahun 2025 akan lebih dioptimalkan lagi dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan untuk UMKM khususnya UMKM pemula yang belum pernah mendapatkan kredit/pembiayaan dari perbankan. Tujuan akhirnya untuk meningkatkan produk dan jasa yang diberikan,” terangnya Dendy.

0 Komentar