TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kreativitas menjadi kunci bagi generasi muda dalam menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin ketat.
Dengan mengembangkan diri, memperbarui informasi, serta membangun jaringan, anak muda diharapkan mampu menciptakan peluang sendiri, baik sebagai inovator maupun wirausahawan yang membawa manfaat bagi banyak pihak.
Merespons ajakan anggota DPRD Kota Tasikmalaya agar generasi Generasi Z, tidak bergantung pada pekerjaan formal, Septi Septea (23) menilai bahwa berwirausaha memang menjanjikan, tetapi tidak selalu mudah.
Baca Juga:Sempat Terlempar ke Rp 3000, Harga Koin Kripto Ini Diramal Bisa Jadi Kuda Hitam Saat Pasar Kembali BullishFirst Resources Akuisisi Pengendali ANJT Senilai Rp5,4 Triliun, Saham Jagoan Lo Kheng Hong Melonjak!
Lulusan salah satu perguruan tinggi jurusan administrasi negara ini menyadari bahwa revolusi industri 4.0 membuka banyak peluang.
Namun tantangan tetap ada, terutama dalam memulai dan mempertahankan usaha.
“Bagi anak muda yang ingin berwirausaha, mereka harus semakin lihai membuat usaha dengan nilai tambah bagi konsumen,” ujarnya, Rabu 19 Maret 2025.
Menurutnya, keberlanjutan suatu usaha sangat bergantung pada proporsi nilai (value proposition) yang ditawarkan.
Hal ini menjadi faktor penting agar produk atau jasa dapat bersaing di pasar.
Namun, ia juga menyoroti kendala yang sering dihadapi oleh calon wirausahawan, seperti keterbatasan modal dan kesulitan memahami pasar.
“Membangun usaha itu tidak semudah yang dikatakan. Butuh modal, strategi, dan penyesuaian dengan pasar. Tidak semua orang bisa langsung sukses dengan berwirausaha,” kata Septi.
Selain tantangan dalam berwirausaha, ia juga menyoroti praktik rekrutmen kerja yang dinilai memberatkan.
Baca Juga:Ini Dia Link CCTV Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025 dari Kementerian Lembaga TerkaitPunya Banyak Aset Tanah di Tasikmalaya, Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati Miliki Total Harta Kekayaan Segini
Ia mengaku pernah diminta membayar uang jaminan oleh sebuah perusahaan saat melamar pekerjaan.
“Seharusnya pencari kerja tidak perlu mengeluarkan uang untuk bisa mendapatkan pekerjaan. Ini sangat memberatkan, apalagi bagi kami yang masih mencari penghasilan,” ungkapnya.
Septi juga mengkritisi besaran Upah Minimum Kota (UMK) Tasikmalaya tahun 2025 yang menurutnya belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan hidup layak maupun menjamin karier jangka panjang.
Tahun ini, UMK Kota Tasikmalaya ditetapkan sebesar Rp2.801.962,82.
Ia berharap pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan solusi konkret terhadap permasalahan ketenagakerjaan, seperti peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja serta penciptaan lebih banyak lapangan pekerjaan yang layak.
“Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan masalah ketenagakerjaan dengan memberikan kesempatan kerja yang lebih banyak dan lebih layak. Jangan hanya menyarankan wirausaha tanpa memberikan dukungan nyata,” pungkasnya.