MILAN, RADARTASIK.ID – Kemenangan AC Milan atas Hellas Verona dengan skor tipis 1-0 dalam lanjutan Serie A, Minggu, 16 Februari 2025, meninggalkan satu kejadian menarik di luar lapangan.
Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, tidak menghadiri sesi wawancara pascalaga yang seharusnya menjadi bagian dari rutinitas wajib pelatih.
Sebagai gantinya, penasihat klub, Zlatan Ibrahimovic, yang hadir untuk mewakilinya.
Seperti yang diketahui, pelatih di Serie A biasanya diwajibkan berbicara kepada media setelah pertandingan sebagai bagian dari kontrak dengan perusahaan televisi.
Baca Juga:Blunder Sudah, Kapten AC Milan Sudah, Sekarang Waktunya Mike Maignan Nyalain Mode Beast!Inter Dapat Kabar Baik dari Thuram, tetapi Inzaghi Masih Harus Putuskan Strategi Hadapi Juventus
Namun, setelah pertandingan AC Milan vs Verona di San Siro tersebut, Conceicao memilih untuk tidak muncul dan menyerahkan tugas tersebut kepada Ibrahimovic.
Mantan striker Milan itu menjelaskan bahwa absennya Conceicao disebabkan oleh kabar duka yang baru saja diterimanya.
Pelatih asal Portugal itu sangat terpukul atas meninggalnya Presiden FC Porto, Jorge Nuno Pinto da Costa, yang telah dianggapnya sebagai sosok ayah.
Oleh karena itu, ia memilih tetap berada di ruang ganti untuk menenangkan diri.
Duka Conceicao atas Kepergian Jorge Nuno Pinto da Costa
Berita meninggalnya Jorge Nuno Pinto da Costa di usia 87 tahun menjadi pukulan besar bagi dunia sepak bola, terutama bagi Conceicao yang memiliki hubungan erat dengannya.
Pinto da Costa merupakan Presiden FC Porto selama lebih dari empat dekade, dari tahun 1982 hingga 2024, dan selama masa kepemimpinannya, klub meraih total 68 trofi bergengsi.
Sebagai pemain, Conceicao turut berkontribusi dalam beberapa pencapaian Porto, termasuk tiga gelar Primeira Liga, Taca de Portugal, dan Supertaca Candido de Oliveira.
Baca Juga:Man City 4-0 Newcastle: Marmoush Bersinar dengan Hat-trick, City Kembali ke Empat BesarDianggap seperti Messi, Ethan Nwaneri Bersinar dalam Kemenangan Arsenal atas Leicester City
Setelah beralih menjadi pelatih, ia kembali membawa Porto berjaya dengan meraih tiga trofi Primeira Liga, empat Taça de Portugal, satu Taça da Liga, dan tiga Supertaca Candido de Oliveira.
Kepergian Pinto da Costa tidak hanya meninggalkan duka bagi FC Porto, tetapi juga bagi seluruh komunitas sepak bola Portugal.
Ia dikenang sebagai presiden klub dengan masa jabatan terlama serta koleksi trofi terbanyak dalam sejarah sepak bola.
Bagi Conceicao, kehilangan sosok yang telah membimbingnya sejak awal kariernya jelas menjadi momen emosional yang sulit dihadapi.