Pemkot Tunjuk PT GMI sebagai Mitra Resmi

Pemkot Tunjuk PT GMI sebagai Mitra Resmi
TERTIB. Salah seorang petugas GMI menerima pembayaran retribusi pengangkutan sampah dari warga. foto: DOC GMI
0 Komentar

MANGKUBUMI, RADSIK – PT Global Mana Indonesia (GMI) merupakan mitra resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya untuk pembayaran retribusi pengangkutan sampah. Mitra Dinas Lingkungan Hidup (DLH) itu berkomitmen membantu pemerintah meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tasikmalaya.

Direktur PT GMI Mugni Anwari menyebutkan bahwa pihaknya merupakan mitra kerja resmi pemerintah dalam penarikan retribusi pengangkutan sampah. Salah satunya di lingkungan pemukiman biasa, termasuk kompleks perumahan. “Jadi penagihan retribusi yang kita lakukan itu resmi, realisasi dari kemitraan dengan pemerintah,” ungkapnya kepada Radar, kemarin.

[membersonly display=”Baca selengkapnya, khusus pelanggan Epaper silakan klik” linkto=”https://radartasik.id/in” linktext=”Login”]

Baca Juga:Kota Tasik Minim Lapangan PekerjaanBansos Kenaikan BBM Mulai Dicairkan

Diakuinya saat ini sebagian masyarakat masih butuh penyesuaian sehingga masih terjadi kesalahpahaman di masyarakat. Di mana warga masih membayar retribusinya kepada petugas pengangkut sampah. “Saat ini masih masa transisi, jadi sebagian warga masih belum memahami betul kepada siapa harus membayar retribusi,” katanya.

PT GMI pun sudah berupaya melakukan sosialisasi melalui kelurahan dan RT/RW terkait peralihan tanggung jawab ini. Diharapkan ke depannya warga sadar dan membayar retribusi itu kepada petugas yang resmi. “Jadi bayarnya bukan kepada sopir atau awak pengangkutnya, tapi kepada petugas GMI intens berkeliling ke lapangan,” terangnya.

Pihaknya terus melakukan evaluasi guna meningkatkan retribusi pengangkutan sampah. Salah satunya mendorong dan mengingatkan DLH agar pengangkutan sampah lebih maksimal. “Karena ketika terlambat atau belum diangkut, warga keberatan membayar retribusi,” ucapnya.

Selain wilayah pemukiman, pihaknya juga aktif melakukan penagihan retribusi serupa kepada pedagang harian, warung, tempat wisata, lembaga pendidikan, warung sampai lokasi penyelenggaraan kegiatan.

Selain menarik retribusi, pihaknya juga mendorong agar pelayanan pengangkutan sampah berjalan dengan baik. Karena pihaknya masih kerap menerima keluhan keterlambatan pengangkutan dari warga. “Efeknya penagihan jadi terkendala, karena sebagian warga jadi enggan membayar,” ungkapnya.

Meskipun hanya sebagian kecil, PT GMI juga selalu melakukan backup untuk pengangkutan sampah. Hal itu ketika ada titik-titik yang pengangkutannya terlambat. “Memang kami tidak diwajibkan, tapi kami bantu pengangkutan demi agar masyarakat tidak dirugikan ketika membayar retribusi,” terangnya. (rga)

0 Komentar