Pemborong Mesti Diinvestigasi

Menara Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Tasikmalaya
GARIS POLISI. Area menara sebelah timur Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Tasikmalaya yang ambruk dipasangi garis polisi baru-baru ini. (Diksi Setiawan / Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Tasikmalaya Zamzam Multazam menambahkan pihaknya juga mendorong adanya evaluasi oleh pemerintah daerah atas ambruknya menara masjid agung.

”Kita sepakat ada evaluasi dan tindak lanjut dari pemerintah daerah melalui dinas terkait. Supaya jelas apa yang menjadi penyebab bisa ambruknya menara Masjid Agung Baiturrahman yang menelan anggaran yang cukup besar,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, menara timur Masjid Agung Baiturrahman Kabupaten Tasikmalaya setinggi 50 meter tiba-tiba ambruk menimpa lapak pedagang kaki lima pada Senin (28/2/2022) sekitar pukul 15.15 WIB.

Baca Juga:Gratiskan 1.500 Sambungan Air BersihBawaslu Soroti Pergeseran Kursi

Menara itu ambruk diduga karena kualitasnya buruk. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa di Jalan Bypass Bojongkoneng Desa Sukaasih Kecamatan Singaparna itu. Hanya, reruntuhan menara merusak lapak dan gerobak PKL.

Ketua DKM Masjid Agung Baiturrahman KH Hasan Basri mengatakan robohnya menara masjid terjadi saat memasuki waktu Asar. Di lingkungan masjid tidak sedang hujan dan tak ada angin kencang.

”Kejadian terkesan tiba-tiba runtuh, kerugian belum bisa ditaksir. Kerusakan menara kondisi rusak berat. Demikian laporan disampaikan Sekretariat Masjid Agung Kabupaten Tasikmalaya,” tuturnya.

Menurut KH Hasan, menara yang roboh itu berada di sebelah timur atau sebelah selatan dari taman masjid. ”Tidak ada korban jiwa dalam robohnya menara masjid. Ada saung dan roda milik pedagang tertimpa sisa reruntuhan yang kondisi rusak,” ujarnya. (dik)

0 Komentar