Makanan Ramadan, Kolang Kaling Masih Banyak Peminat di Tengah Gempuran Olahan Lain

Makanan Ramadan
Kolang kaling masih menjadi primadona makanan Ramadan di tengah gempuran makanan olahan modern.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Makanan Ramadan, yaitu kolang kaling membawa berkah bagi dan memberi dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat.

Seperti yang terjadi di Kampung/Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari.

Setiap memasuki Ramadan, masyarakat ramai-ramai bekerja menjadi buruh pengolah kolang kaling dan dijual untuk campuran makanan takjil berbuka puasa.

Ketua RT di Kampung/Desa Cigadog Kecamatan Leuwisari Hendi mengatakan, setiap bulan puasa masyarakat pada umumnya memanfaatkan olahan makanan kolang kaling.

Baca Juga:Operasi Pasar Murah Padakembang Diserbu Warga, Semua Sembako LudesKuatkan Sikap Saling Menghargai, Siti Mufattahah Sosialisasikan Empat Pilar Kebangsaan

“Alhamdulillah di sini ramai masyarakat mengolah cangkaleng atau kolang kaling,” kata Hendi kepada wartawan.

Menurutnya, di Kampung Cigadog, hampir di setiap rumah terlihat kumpulan masyarakat yang sedang mengolah cangkaleng.

“Seperti di Kampung Gurawilan Desa Cigadog, ada kurang dari 10 tempat atau rumah untuk mengolah cangkaleng,” ujar Hendi.

Lanjutnya, yang mengolah cangkaleng kebanyakan ibu-ibu, kalau laki-lakinya mencari bahan cangkaleng ke gunung dan mencari kayu bakarnya untuk menggodok buah cangkalengnya.

Salah satu warga Kampung Cigadog yang mengolah cangkaleng, Nenah menuturkan sekalipun penghasilannya minim, dengan menjual cangkaleng lumayan setiap hari ada penghasilan.

“Alhamdulillah bisa membantu untuk kebutuhan sehari-hari. Kebetulan saya sudah puluhan tahun setiap Ramadan bekerja sebagai pengolah cangkaleng,” tuturnya.

Dia menyebutkan, pekerja pengolah cangkaleng tersebut biasa bekerja mulai dari pukul 07.00 pagi hingga pukul 12.00 siang.

Baca Juga:Jelang Mudik 2023, Perbaikan Jalan Terus DikebutJelang Pemilu 2024, Pemilih Kabupaten Bertambah 67.238, Kota Tasikmalaya 60.463

Sedangkan bahan baku cangkaleng atau yang biasa di sebut caruluk, selain di dapat dari gunung yang berada di sekitaran kampung tersebut, ada juga yang di datangkan dari luar daerah.

“Cangakleng yang sudah matang atau yang sudah siap di konsumsi biasanya di tiap dua hari sekali di ambil oleh para bandar yang biasa datang langsung ke lokasi,” kata dia. (dik)

 

0 Komentar