Mahasiswa Tasikmalaya Tidur di Jalan, Massa Aksi Tidak Lagi Percaya DPR

Mahasiswa Tasikmalaya Tidur di Jalan
Massa tolak RUU Pilkada melakukan aksi tidur di Jalan KHZ Mustafa Kota Tasikmalaya, Kamis, 22 Agustus 2024. (Ayu Sabrina Barokah/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Puluhan mahasiswa dan masyarakat menggelar aksi tidur di Jalan KH Zaenal Mustafa, Kota Tasikmalaya, pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Aksi tersebut merupakan bentuk protes terhadap keputusan DPR RI yang mencoba menganulir putusan Mahkamah Konstitusi terkait aturan pencalonan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

Koordinator aksi, Muhamad Miqdar Nurdin, mengungkapkan bahwa sekitar 150 orang berpartisipasi dalam aksi tidur di jalan tersebut.

Baca Juga:Aktor Ternama Reza Rahadian Sampaikan Orasi di Depan DPR: Ini Negara Bukan Milik Keluarga Tertentu

Miqdar menjelaskan bahwa aksi mahasiswa Tasikmalaya tidur di Jalan tersebut memiliki filosofi sebagai harapan agar demokrasi Indonesia dapat menjadi lebih baik di masa mendatang.

”Tidur berfilosofi bahwa mudah-mudahan kami bermimpi,” ungkapnya kepada wartawan saat demo.

Lebih lanjut, Miqdar menyatakan bahwa demo mahasiswa Tasikmalaya ini merupakan bentuk penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada yang disahkan.

Dia menegaskan bahwa demokrasi saat ini berada dalam kondisi yang tidak sehat, terlihat dari keputusan yang diambil oleh Mahkamah Konstitusi dan DPR, yang dinilai mencerminkan kondisi demokrasi yang tidak stabil.

Meskipun aliansi mahasiswa dan masyarakat telah menggelar unjuk rasa di depan DPRD Kota Tasikmalaya pada hari yang sama, Miqdar menambahkan bahwa pihaknya tidak lagi memiliki harapan besar terhadap para anggota DPR.

Hal ini disebabkan karena aksi-aksi serupa yang dilakukan di gedung dewan atau Pemerintah Kota Tasikmalaya sebelumnya tidak pernah mendapatkan tanggapan atau eksekusi dari pihak terkait.

Miqdar menambahkan bahwa aksi tidur ini adalah simbol dari demokrasi yang sedang tertidur.

Baca Juga:

Aksi ini berlangsung hingga sekitar pukul 6 sore, ketika azan magrib berkumandang.

Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi tidur yang berlangsung di depan Tugu Asmaul Husna ini sempat menyebabkan kepadatan lalu lintas selama dua jam.

Para peserta aksi juga membuat batas area tidur dengan menggunakan perekat berwarna kuning di badan jalan.

Selain itu, sejak pagi hari, massa aksi sudah memasuki Gedung DPRD Kota Tasikmalaya.

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Kota Tasikmalaya bahkan merangsek masuk ke Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota Tasikmalaya untuk menggelar sidang rakyat.

Ketua BEM Universitas Siliwangi, Ahmad Riza Hidayat, menyampaikan bahwa massa aksi ingin agar DPRD Kota Tasikmalaya dapat menyampaikan aspirasi mereka kepada DPR RI.

0 Komentar