Dosen FKIP Unsil Tasikmalaya Laksanakan Pengabdian Masyarakat, Ajarkan Guru Cara Mengajar Bahasa Indonesia yang Lebih Seru

Unsil
Kelompok PPM Unsil; Dr Titin Setiartin Dra MPd, Dr Hj Iis Lisnawati Dra MPd, Agi Ahmad Ginanjar MPd, dan Aveny Septi Astriani SPd MHum bersama guru bahasa Indonesia dalam kegiatan pelatihan penerapan model pembelajaran transformasi teks cerita rakyat ke dalam bentuk cerita bergambar (komik) mengikuti materi di aula SMKN 1 Tasikmalaya, Sabtu (18/6/2023). (Fatkhur Rizqi/Radar Tasikmalaya)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya melaksanakan Pengabdian pada masyarakat (PPM) di aula SMKN 1 Tasikmalaya, 17-18 Juni 2023.

Hal itu dikerjakan oleh kelompok PPM yakni Dr Titin Setiartin Dra MPd, Dr Hj Iis Lisnawati Dra MPd, Agi Ahmad Ginanjar MPd, dan Aveny Septi Astriani SPd MHum. Dengan peserta 30 guru SMK Bahasa Indonesia se-Kota Tasikmalaya, untuk mengikuti pelatihan penerapan model pembelajaran transformasi teks cerita rakyat ke dalam bentuk cerita bergambar (komik).

Ketua PPM Unsil Dr Titin Setiartin Dra MPd mengatakan, pelatihan bagi 30 guru bahasa Indonesia SMK se-Kota Tasikmalaya ini, merupakan perancangan awal bagaimana mereka lebih kreatif dan inovatif di bidang pembelajaran bahasa Indonesia. Tentunya agar bisa dalam pembelajaran di SMK ini diarahkan untuk membuat produk cerita bergambar atau komik.

Baca Juga:Ace Living Plaza Tasikmalaya Gelar Donor Darah, Pendonor Diberi Hadiah Voucher Belanja!Mie Bakso Sambel Garut Pedasnya Menggelegar, Gurih Kuah Ebi Berpadu Kenyalnya Baso Aci Bawang Uuuuhhh Mantappp!  

“Bentuk pelatihan ini agar guru Indonesia melakukan pembelajaran berdasarkan kreatif produk atau kreasi-kreasi yang dibuat siswa SMK nanti bisa dengan cerita bergambar, baik menggunakan animasi dan film,” katanya kepada Radar, Sabtu (17/6/2023).

Karena model pelatihan ini akan melandasi tahap-tahap dari pra baca, saat baca, hingga pasca baca. Tentunya pembelajaran ini sesuai dengan perkembangan kurikulum merdeka, sehingga agar siswa bisa merdeka belajar.

“Artinya mereka belajar sesuai dengan minat, bagaimana membentuk mindset siswa dari belajar bahasa Indonesia tidak hanya membaca, menulis, berbicara, atau menyimak saja. Tetapi ada mindset ada produk lain, dari belajar bahasa Indonesia ini bisa membuat animasi atau komik,” ujarnya.

Mengingat SMK ini pada bidang vokasi yang berorientasi lulusan bisa bekerja, wirausaha, dan melanjutkan sehingga menjadi tantangan belajar bahasa Indonesia, tidak hanya menjadi guru dan pembawa acara. Namun secara pengetahuannya bisa sebagai animator, sutradara film, dan lainnya.

“Misalnya di SMKN 1 Tasikmalaya ada kompetensi keahlian perfilman, nantinya berkolaborasi cerita Ambu Hawuk tersebut bisa menjadi sebuah film. Sedangkan kalau ada SMK kompetensi keahlian multimedia bisa ke animasi,” katanya.

0 Komentar