DBD di Kota Tasikmalaya Tetap Perlu Diwaspadai Meski Kasusnya Mulai Melandai Tahun Ini

kasus DBD atau demam berdarah di kota tasikmalaya
Warga memantau kasus DBD melalui website.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Tasikmalaya Ahmad Junaedi Sakan meminta Dinas Kesehatan melalui puskesmas tetap mengedukasi masyarakat tentang bahaya Demam Berdarah Dengue atau DBD.

Meski jumlah kasusnya tahun ini cenderung menurun, namun masyarakat tetap perlu waspada, mengingat cuaca belakangan ini yang cukup ekstrem.

“Melihat situasi cuacanya belakangan kan ekstrem. Jadi antisipasi itu perlu, dinas dan puskesmas kami dorong edukatif dan proaktif ajak warga pedulikan kondisi lingkungan dan rumahnya,” kata dia kepada Radar, Jumat (16/6/2023).

Baca Juga:Kadishub Diisi Pelaksana Tugas, 23 Kursi Pejabat yang Ditinggal Pensiun Masih KosongSebaran Lahan Kritis di Kota Tasikmalaya Semakin Meluas

Berkaca dari dua tahun terakhir, kata dia, kasus yang disebabkan nyamuk aedes Aegypti itu secara perlahan terus naik. Bahkan setiap bulannya bisa mencapai temuan ratusan kasus.

“Artinya kita ajak juga stakeholder kewilayahan, tetap antisipasi, sebab penyakit DBD ini besar pengaruhnya dari faktor kebersihan lingkungan. Sekarang pun mulai ada beberapa kasus kita dengar ditangani tenaga kesehatan,” kata pria dengan sapaan Jun itu.

Berdasarkan data yang dirilis pada laman web Sistem Informasi Demam Berdarah Dengue (SIDBD) Kota Tasikmalaya, sampai dengan 12 Juni 2023, terdapat 179 kasus DBD, yang merenggut 3 orang pasien.

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya dr Asep Hendra membenarkan hal tersebut. Jumlah itu, terbilang mengalami penurunan dibanding tahun lalu yang mencapai 858 kasus DBD.

“Untuk tahun ini memang dalam sebulan tidak sampai ratusan seperti tahun sebelumnya. Terjadi penurunan secara jumlah,” katanya.

Asep menekankan meski kasus terbilang rendah, masyarakat tidak boleh sampai lengah. Apalagi, DBD pada tahun ini diprediksi tidak akan setinggi tahun-tahun sebelumnya. Hal itu lantaran diprediksi akan memasuki musim kemarau panjang di tahun ini.

“Mudah-mudahan tidak setinggi tahun lalu ya, karena berdasarkan pengalaman, di musim kemarau itu kasus DBD rendah. Tapi kami meminta masyarakat tidak lantas abai kondisi lingkungannya,” harap Asep.(igi)

0 Komentar