Calon Pengantin di Garut Bakal Ditarik Infak, Segini Besaran yang Ditargetkan

calon pengantin di Garut
Pelantikan UPZ KUA se-Kabupaten Garut dan Bimtek Pengelolaan zakat dan infak di Aula Kantor Kemenag Kabupaten Garut, Rabu 18 Oktober 2023. (Agi Sugiana/Radartasik.id)
0 Komentar

GARUT, RADSIK – Baznas Kabupaten Garut menargetkan pendapatan infak tahun 2024 dari calon pengantin di Garut sebesar Rp 500 juta.

Ketua Baznas Kabupaten Garut Abdulloh Efendi mengatakan, untuk teknis infak dari calon pengantin di Garut melalui UPZ KUA Kecamatan.

“Nanti teknisnya dengan UPZ KUA setor ke Baznas. Nanti ada yang memantau adalah kepala Kemenag,” ucapnya, Rabu 18 Oktober 2023.

Baca Juga:Dewan Bicara Soal Pj Bupati Garut, Pendaftaran Tunggu Surat KemendagriSempat Hilang 4 Hari, Pencari Rumput Laut di Garut Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Abdulloh Efendi menyebutkan, di Kabupaten Garut per tahunnya ada sekitar 20 ribu masyarakat yang menikah. Jumlah tersebut merupakan potensi untuk infak.

Ia menuturkan, infak yang dikeluarkan nantinya sesuai kemampuan calon pengantin. Jika tidak mampu tidak apa-apa.

“Dari data Bimas itu yang nikah itu kan 20 ribu orang, jadi kalau dikali Rp 25 ribu (per calon pengantin), Rp 500 juta. Tapi mungkin nanti ya tahun 2024, sekarang kan belum,” katanya.

Targetkan Rp 500 Juta dari Infak Calon Pengantin di Garut

Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman mengatakan, infak calon pengantin sebagai perluasan pendapatan Baznas Kabupaten Garut.

“Nilainya untuk satu tahun adalah Rp 500 juta, dan untuk satu calon pengantin adalah Rp 25 ribu untuk infak,” tuturnya.

Helmi Budiman menyebutkan, mulai November kupon infak senilai Rp 25 ribu per pasangan akan diberlakukan untuk calon pengantin.

“Mudah-mudahan target pengumpulan zakat, infak, shodaqoh tahun depan bisa meningkat,” sebutnya.

Baca Juga:Polres Garut Gelar Pasukan, Personel Gabungan Disiagakan untuk Pemilu 2024Penganiayaan Aktivis Kemanusiaan, 13 Orang Diamankan, 4 Jadi Tersangka

Ia mengungkapkan potensi zakat, infak, dan sedekah di Kabupaten Garut masih besar. “Lebih banyak yang sekarang itu dari PNS, sedangkan yang berada di masyarakat masih belum optimal, masih belum digali,” pungkasnya. (*)

0 Komentar