Warga Kota Tasikmalaya Ingin Jogging Track Dadaha Tetap Gratis!

jogging
Warga jogging di depan Stadion Dadaha, Minggu, 5 Mei 2024. (Ayu Sabrina B / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pengenaan tarif untuk masuk area jogging track di sekitar Stadion Wiradadaha menuai polemik.

Beberapa warga mengaku heran, lantaran Pemerintah Kota Tasikmalaya seperti berbisnis dengan masyarakat dengan memanfaatkan fasilitas publik.

Seperti yang diungkapkan Akmal, warga Cihideung yang rutin jogging di kawasan Dadaha tersebut.

Baca Juga:SK Gerindra Tasikmalaya Akan Jatuh ke Kandidat Ini!Amir Mahpud: Kita Pakai Mazhab Survei!Polres Ciamis Periksa 4 Saksi dalam Kasus Tindak Pidana Pembunuhan di Kecamatan Rancah

Ia menyayangkan keputusan UTPD Pengelolaha Kompleks Sarana Olahraga Dadaha, mengkomersialisasi tempat itu.

Sebab menurutnya sarana itu sejak dahulu dibangun untuk dimanfaatkan warga secara cuma-cuma.

“Bagi saya pengenaan tarif untuk yang berolahraga di sekitaran Stadion Dadaha sangat mengecewakan. Karna setau saya, fasilitas publik tidak bisa di komersialisasi, apalagi masyarakat Kota Tasikmalaya memiliki pendapatan yang terbilang cukup untuk kehidupan pribadi mereka,” kata Akmal kepada Radar, Minggu 5 Mei 2024.

Ia menyebut bahwa warga Kota Resik itu, tidak semua bisa memiliki sarana olahraga pribadi, yang terbilang cuma-cuma.

Sehingga kehadiran area publik yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana olahraga sangat berguna.

“Cukuplah area publik menjadi wahana bahagia bagi masyarakat Kota Tasikmalaya. Sebab menikmati sektor yang bersifat private, masyarakat kelas menengah (ke bawah) jarang menikmatinya,” ujarnya.

Akmal meminta Pemerintah Kota Tasikmalaya, meninjau ulang keputusan tersebut.

Ia juga membandingkan jogging track di Kompleks Stadion Gelora Bung Karno yang gratis, dimasuki masyarakat.

Baca Juga:Ssstttt…Ada Demokrat Dalam Jogging Politik Viman Alfarizi di Dadaha!Pembunuhan di Ciamis Akibat Anak Terjerat Hutang Rp 150 Juta untuk Main Selot?

“Pak Cheka benar-benar harus meninjau ulang kebijakannya. Karena sekali lagi ini area publik. Masyarakat berhak dengan secara cuma-cuma menikmati yang seharusnya memang dibuat dan disedikan oleh pemerintah untuk membangun kebahagiaan masyarakatnya. Setau saya di GBK saja orang yang berolahraga di sekitar stadion nya tidak di pungut masuk tuh, kecuali masuk ke stadion nya,” terangnya.

Jika aturan tersebut tetap berlaku, bagi Akmal Pemerintah Kota Tasikmalaya tidak berpihak pada kesehatan dan kebahagiaan warganya.

“Pemerintah Kota Tasikmalaya jika benar-benar kekeuh untuk menerapkan aturan baru ini, maka pemerintah kota tasikmalaya adalah contoh dari buruknya Penerapan Good Governance di Indonesia,” tandasnya.

Sementara itu salah warga, Indra Hikmatullah (40), mengaku tidak masalah jika jogging track Dadaha dibuat berbayar.

0 Komentar