Orang tua siswa di Kabupaten Pangandaran: Saya Belum Melihat Nilai Edukasi dari Kegiatan Study Tour 

orang tua siswa di kabupaten pangandaran
Beberapa siswa SD di Parigi Kabupaten Pangandaran saat dijemput orang tuanya, Jumat, 17 Mei 2024. (Deni Nurdiansah/Radartasik.id)
0 Komentar

PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Orang tua siswa di Kabupaten Pangandaran menyoroti isu penyelenggaraan study tour yang sedang ramai. Ada yang menilai bahwa kegiatan tahunan itu dianggap tidak perlu.

Salah satu orang tua murid di Kecamatan Pangandaran Hikmat (50) mengatakan, dia sudah mengeluarkan uang untuk keempat anaknya dalam kegiatan study tour di semua jenjang sekolah. 

”Saya belum melihat nilai edukasi dari kegiatan study tour dari beberapa anak saya,” ucapnya kepada Radartasik.id, Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Juga:Berkali-kali Mati Lampu, Pelantikan PPK di Kabupaten Pangandaran di Hotel Horison Palma Sempat TertundaSMK Negeri 4 Tasikmalaya Ikuti Pelatihan Safety Riding yang Diselenggarakan PT Daya Adicipta Motora 

Menurut dia, salah satu dampak yang terasa dari kegiatan study tour adalah anak-anaknya bisa berlibur ke luar kota dengan murid lainnya. 

”Karena kalau bukan saat momen study tour, belum tentu bisa berlibur ke Jakarta atau daerah lainnya,” ungkapnya.

Namun, untuk sekali kegiatan study tour, dia harus merogoh kocek yang besar, mulai dari biaya sewa mobil bus, bekal jajan anaknya dan lain-lain. ”Sekali berangkat, bisa menghabiskan Rp 1 juta lebih,” katanya.

Menurut dia, tidak sedikit orang tua siswa yang terbebani setiap ada kegiatan study tour. Karena mereka harus berpikir keras mencari uang untuk kegiatan study tour. 

”Kalau si anak tidak ikut, nanti takutnya berdampak pada psikologis anak, karena dia tidak bisa ikut dengan teman-temanya, lalu kecewa,” ucapnya.

Ia mengatakan, saat ini belum diperlukan kegiatan study tour ke luar daerah atau tempat wisata lain. 

”Kalau penilaian saya, belum bisa dibilang sangat perlu untuk kegiatan study tour,” ucapnya.

Baca Juga:Kemendagri Arab Saudi Luncurkan Identitas Digital untuk Jemaah Haji yang Datang dari Luar NegeriTiba di Madinah, Jemaah Haji Asal Tangerang Ketinggalan Tas Paspor di Asrama Haji Embarkasi

Orang tua siswa lainnya Supena (45) mengatakan, konsep study tour seharusnya diubah. ”Mungkin para guru sebagai pakar, bisa mengonsep ulang,” ungkapnya.

Dia mengatakan, bepergian ke luar kota memang berisiko besar. Hal itu harus jadi pertimbangan semuanya. ”Berkaca dari kejadian kecelakaan kemarin,” ungkapnya. (Deni Nurdiansah)

0 Komentar