Berjuang Kuliah, Ini Cerita Satpam yang Merupakan Mahasiswa STMIK Tasikmalaya

Mahasiswa STMIK
Tiga satpam SMAN 6 Tasikmalaya yang merupakan mahasiswa STMIK Tasikmalaya berharap bisa kembali berkuliah. (foto/Rizki)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Berjuang kuliah, ini cerita satpam yang merupakan mahasiswa STMIK Tasikmalaya.

Pencabutan izin STMIK Tasikmalaya bulan lalu cukup menggemparkan dunia pendidikan Tasikmalaya, khususnya para mahasiswa yang sedang menjalani perkuliahan.

Tidak terkecuali tiga satpam SMAN 6 Tasikmalaya yang merupakan mahasiswa STMIK Tasikmalaya.

Baca Juga:Mobil Penukaran Uang Baru di Kecamatan Manonjaya Diserbu WargaBerkah Ramadan, Pengrajin Besek di Kabupaten Tasikmalaya Banjir Pesanan

Ketiga petugas keamanan di SMAN 6 Tasikmalaya ini mempunyai cita-cita melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Mereka mempunyai mimpi bisa sampai sarjana. Akhirnya memilih Kampus STMIK Tasikmalaya untuk mereka menimba ilmu.

Namun, ibarat terkena petir di siang bolong yang mereka alami ketika mendengar kampusnya, STMIK Tasikmalaya ditutup Kemendikbudristek.

Padahal, mereka sudah mengusahakan menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar semester.

Tak hanya soal materi, ketiga satpam tersebut sudah mengusahakan meluangkan waktu untuk kuliah di tengah-tengah tugasnya.

Tentunya mereka berharap masih bisa kuliah. Sehingga mampu selesai menjadi sarjana.

Dengan begitu berharap bisa mengubah nasibnya di masa yang akan datang menjadi lebih baik.

Satpam SMAN 6 Tasikmalaya Krisno Karyanto mengaku menjadi mahasiswa STMIK Tasikmalaya sejak 2022.

Jurusannya D3 Komputerisasi Akuntansi, untuk sekarang sudah masuk semester 2.

Baca Juga:WHO Pantau Vaksinasi Polio di Salawu Kabupaten Tasikmalaya, Sebanyak 4.902 Anak Jadi TargetnyaKorsleting Listrik, Rumah Makan di Cipatujah Terbakar Hebat

“Saya masuk STMIK Tasikmalaya untuk menuntut ilmu dan bisa meningkatkan lulusan pendidikan dari SMA ke D3,” katanya kepada Radar, Selasa 4 April 2023.

Namun, saat masuk tiga pertemuan di semester 2, tak menyangka kampus STMIK Tasikmalaya ternyata ada permasalahan.

Sehingga membuat Kemendikbudristek menutup dan mencabut izin operasionalnya.

“Kecewa, kenapa STMIK Tasikmalaya bisa tutup. Berarti saat ini saya rugi waktu dan materi,” ujarnya yang mulai bertugas sebagai Satpam dari 2020 lalu.

Sebab, dalam usahanya untuk bisa berkuliah perlu pengorbanan.

Misalnya materi untuk bisa bayar semester sekitar Rp 3,7 juta, lewat menyisihkan gaji satpamnya.

“Setiap bulannya saya menyisihkan gaji dari Satpam untuk bayar semesteran Rp 850.000. Sedangkan untuk semester 2 sudah bayar Rp 1 juta demi bisa kuliah,” katanya.

Sedangkan untuk waktu, tentunya di waktu kosong untuk menyempatkan berkuliah.

0 Komentar