Berantas Bullying, Stop Tiga Dosa Besar Pendidikan

tiga dosa besar pendidikan
KOMITMEN. Guru SDN 1 Mangkubumi Kota Tasikmalaya melakukan tanda tangan komitmen pencegahan tiga dosa besar pendidikan yakni perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan intoleransi di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADSIK – Warga sekolah saat ini perlu melakukan pencegahan tiga dosa besar pendidikan yakni perundungan (bullying), kekerasan seksual dan intoleransi. Itu baik di dunia nyata dan dunia maya.

Hal itu disampaikan langsung secara virtual Kepala Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Provinsi Jawa Barat, Dra Sri Wahyuningsih MPd. Dari kegiatan Webinar Sosialisasi Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, Sabtu (25/3/2023).

Kata Sri, pencegahan dan penanggulangan tindak kekerasan perlunya penangan secara nyata di satuan pendidikan, mulai dari guru, siswa, dan orang tua.

Baca Juga:Lima SMP di Kota Tasikmalaya Terancam Gulung TikarRekomendasi Mirin Halal sebagai Bahan Tambahan untuk Memasak

Artinya, perlu berjuang secara berkolaborasi dalam melakukan pencegahan tiga dosa besar dunia pendidikan, khususnya di Jawa Barat.

“Permendikbud nomor 82 tahun 2015 bisa berjalan dengan baik saat berkolaborasi. Karena lebih efektif, ketika bergerak bersama bisa menghadirkan pendidikan yang ramah kepada anak,” katanya.

Untuk memotivasi kolaborasi tersebut, sambung dia, dengan membuat forum webinar ini sebagai menambah wawasan dan pengetahuan, bagaimana pencegahan perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan intoleransi.  Karena, merasa bahagia ketika di satuan pendidikan tidak ada lagi tiga dosa besar tersebut.

“Upaya ini sebagai bentuk eliminasi secara bertahap terjadinya tiga dosa besar di satuan pendidikan,” ujarnya.

Mulai dari guru-guru harus memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam penanganan tiga dosa besar di satuan pendidikan.  “Guru harus bisa membawa lingkungan sekolah yang ramah anak,”  katanya.

Lalu, siswa juga memiliki peranan penting menjaga kenyamanan sekolah. Untuk itu, perlu membangun suasana menyenangkan sesama temannya.

“Karena keberadaan siswa memiliki peran vital dalam mencegah kekerasan di sekolah. Oleh karenanya, diharapkan sebagai agen perubahan bisa memerangi tiga besar pendidikan tersebut,” ujarnya.

Baca Juga:Disdik Kota Tasikmalaya Minta Sekolah Terapkan Kurikulum MerdekaPentingnya Belajar Public Speaking untuk Pelajar

Kemudian, dibutuhkan nasihat orang tua dalam penanaman karakter yang positif kepada anak-anaknya. “Dengan demikian anaknya mampu memiliki karakter menghormati, membantu dan menghargai temannya,”  katanya.

Sebab, dia pun merasa prihatin atas sering terjadinya tiga dosa besar pendidikan ini. Ibarat seperti bola salju ataupun fenomena gunung es.

0 Komentar