Berantas Bullying, Stop Tiga Dosa Besar Pendidikan

tiga dosa besar pendidikan
KOMITMEN. Guru SDN 1 Mangkubumi Kota Tasikmalaya melakukan tanda tangan komitmen pencegahan tiga dosa besar pendidikan yakni perundungan (bullying), kekerasan seksual, dan intoleransi di sekolahnya, beberapa waktu lalu.
0 Komentar

“Saya hatinya teriris-iris ketika mendengar anak yang dibully ataupun kekerasan di sekolah. Sebab, saya pernah merasakan rasanya sakit ketika di-bully secara verbal, yang mengakibatkan bayangan tidak pernah hilang,” ujarnya.

Dalam menghilang bayangan tersebut, perlu mental yang kuat untuk bangkit dari tiga besar pendidikan ini. Ternyata tidak semua orang bisa mengatur perasaan dan mentalnya untuk bisa keluar rasa tidak nyaman tersebut. “Penyakit psikis ini sulit disembuhkan,” katanya.

Untuk itu, jangan sampai ada kekerasan di sekolah. Selain kekerasan pada anak yang berbahaya bisa dapat menggangu psikis dan perkembangan anak.

Baca Juga:Lima SMP di Kota Tasikmalaya Terancam Gulung TikarRekomendasi Mirin Halal sebagai Bahan Tambahan untuk Memasak

“Juga bisa timbul kekerasan berantai. Hati-hati bisa saja si korban menjadi pelaku,” katanya.

Karena banyak kasus-kasus kekerasan berawal dari pengalaman pelaku. Tentunya yang pernah mendapatkan interaksi pengalaman sebelumnya.  “Oleh karenanya mari kita perangi bersama, berupaya kekerasan dihindari setelah mendapatkan motivasi dari kegiatan ini, sehingga bisa keluar dan bangkit dari ketidaknyamanan,” ujarnya.

Terlebih di era digital, juga perlu bijak menggunakannya. Sebab ketika bermain media sosial, banyak orang yang bebas dengan menghujat. “Bijaklah menggunakan media sosial,”  katanya.

Kepala SDN 1 Mangkubumi Kota Tasikmalaya Yani Yuliani SPd MPd menyampaikan tindak lanjut kegiatan dari BBPMP Provinsi Jawa Barat dalam pencegahan dan penanggulangan  tiga dosa besar pendidikan tersebut. Pihaknya akan melakukan program roots.

“Yakni mulai dari melatih guru sebagai fasilitator anti perundungan dan siswa sebagai agen perubahan yang selalu menyuarakan anti perundungan,” ujarnya.

Dalam mewujudkan itu, lanjut dia, dengan sekolah ramah anak. Itu merupakan implementasi pencegahan perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

“Bentuk kegiatan sekolah ramah anak tersebut, mulai dari memasang poster stop bullying, penandatanganan komitmen stop bullying, kerja sama dengan Polsek Mangkubumi untuk pembinaan siswa dan guru,”  katanya. (riz)

0 Komentar