RADARTASIK.ID – Memahami pasar tanpa strategi memahami daya beli konsumen ibarat berjualan dengan lampu mati, karena setiap keputusan hanya mengandalkan insting.
Dilansir dari kanal Link UMKM, menentukan harga jual kerap menjadi dilema bagi pelaku UMKM, terutama ketika muncul kekhawatiran apakah harga yang dipasang terlalu tinggi atau justru terlalu rendah.
Kondisi tersebut semakin terasa rumit ketika proses menentukan harga dilakukan tanpa memahami pola belanja dan kemampuan finansial konsumen secara objektif.
Baca Juga:Uji Kekuatan Moto G67 Power 5G, Baterai Tahan 36 Jam, Kamera 4K, dan Layar Responsif 120 HzKemenperin dan Kemenpora Perkuat Sinergi untuk Kembangkan Industri Olahraga Nasional
Awal tahun 2025 mencatat rata-rata pengeluaran konsumen Indonesia dalam memesan makanan online berada pada kisaran Rp50.000 hingga Rp100.000 per transaksi.
Data tersebut sekaligus menunjukkan pentingnya analisis yang matang, karena semakin pelaku usaha memahami pasar, semakin mudah pula mereka menerapkan cara menentukan harga jual UMKM yang adaptif.
Pada prinsipnya, memahami daya beli konsumen adalah fondasi utama dalam menyusun strategi harga dan arah pemasaran.
Namun tidak semua upaya memerlukan survei dengan biaya besar, sebab pengamatan sederhana sering kali mampu memberikan gambaran yang sangat berharga.
Secara definisi, daya beli konsumen menggambarkan kemampuan target pasar dalam membayar produk atau jasa tertentu.
Itulah mengapa UMKM dianjurkan melakukan analisis daya beli konsumen Indonesia melalui langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan setiap hari.
Salah satu cara termudah adalah dengan mengamati pola belanja masyarakat sekitar, seperti frekuensi pembelian dan jenis produk yang paling diminati.
Baca Juga:Nubia Z80 Ultra Tampil Elegan, Fitur Kamera Bisa Hasilkan Foto SinematikInfinix Note 60 Ultra: diprediksi Tembus Skor AnTuTu 2 Juta Poin, Ini Bocoran Terbarunya!
Pelaku UMKM juga dapat memperhatikan rentang harga produk sejenis di lingkungan sekitar untuk mendapatkan gambaran mengenai nilai yang dianggap wajar oleh konsumen.
Selain itu, pendekatan personal melalui komunikasi langsung dengan pelanggan dapat memberikan masukan berharga terkait persepsi harga.
Informasi kecil yang diperoleh dari percakapan santai sering kali menjadi dasar kuat dalam menyusun keputusan bisnis.
Lebih jauh lagi, daya beli tidak hanya ditentukan oleh jumlah uang yang dimiliki, tetapi juga oleh prioritas dan nilai tambah yang ditawarkan sebuah produk.
Fakta bahwa konsumen bersedia membayar lebih untuk kualitas, kemasan, atau pelayanan yang unggul mempertegas pentingnya strategi harga tepat untuk UMKM.