TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Lima kepala daerah sudah berganti. Satu per satu pejabat tinggi di lingkup pemerintahan daerah silih berganti menduduki kursi penting.
Namun di antara arus mutasi itu, ada satu sosok yang tetap tak tersentuh: kepala BKPSDM Kota Tasikmalaya Gungun Pahlagunara yang seolah punya masa jabatan abadi.
Namanya tak asing bagi siapa pun yang pernah bersinggungan dengan birokrasi daerah. Ia duduk di kursi strategis — kursi yang menjadi pusat pergerakan pegawai, karier, dan kebijakan.
Baca Juga:Persikotas Lalui Fase Grup Liga 4 Seri 1 Jabar Tanpa KekalahanIni Deretan Fasilitas Olahraga yang Tersedia di Dadaha Kota Tasikmalaya
Dari ruang kerjanya, arah mutasi dan promosi banyak ditentukan. Namun anehnya, kursi yang ia duduki sendiri tak pernah berpindah.
Kuranh lebih satu dekade ia bertahan di posisi itu. Lima Wali Kota, dua penjabat sementara, dan sejumlah sekretaris daerah datang dan pergi. Tapi setiap kali masa mutasi datang, namanya tak pernah masuk daftar. Selalu luput dari rotasi.
“Entah karena prestasi, loyalitas, atau jaringan yang tak terlihat, tak ada yang tahu pasti,” ujar seorang pejabat yang memohon namanya tidak dicantumkan. Karena khawatir dirinya diberi tanda.
Di kalangan ASN, fenomena ini bukan rahasia. Mereka menyebutnya “kursi sakral” — jabatan yang tak tersentuh, bahkan oleh pergantian kekuasaan.
Di balik pintu, banyak spekulasi beredar: ada yang menyebut ia memiliki “ilmu lobi” yang kuat, ada pula yang percaya ia memegang banyak rahasia penting yang membuat setiap kepala daerah berpikir dua kali sebelum memindahkannya.
Namun di atas semua rumor itu, ada satu hal yang jelas: stabilitasnya di kursi itu menciptakan ketimpangan. Banyak pegawai kehilangan motivasi untuk berkompetisi secara sehat.
“Kalau orang yang sama terus di situ, bagaimana regenerasi bisa terjadi?” kata pria berperawakan kurus dengan rambut hitamnya.
Baca Juga:Kado Spesial Ulang Tahun! Persikotas Kalahkan Perses dan Pastikan Lolos ke Babak 16 Besar Liga 4 Seri 1 JabarGenangan Air di Jalan HZ Mustofa dan Hilangnya Kepekaan Pemkot Tasikmalaya!
Sementara itu, publik mulai bertanya-tanya: apa sebenarnya yang membuat sosok ini tak tergantikan? Apakah karena kinerjanya yang luar biasa — atau karena sistem yang sudah lama kehilangan daya untuk berubah?
Sebuah misteri yang menggantung di langit birokrasi daerah: apakah ini tanda loyalitas dan kepercayaan, atau justru cerminan sistem yang mandek?