Menurutnya, Puskesmas kini melakukan surveilans epidemiologi untuk memastikan penyebab pasti. Dugaan sementara, waktu pemberian makanan yang tidak sesuai menjadi faktor pemicu.
“Kemungkinan itu (MBG, Red), kan lagi diteliti dulu, salah satunya kekurangan tepatan pemberian makanan oleh orang tuanya,” ujar Mia.
Ia memastikan seluruh balita kini dalam kondisi aman.
“Iya, intinya dalam kasus ini pemberian makanan oleh orang tua yang harusnya dzuhur malah dikasih sore kepada anak,” tegasnya.
Baca Juga:Anggota DPRD Jawa Barat Diadukan Menghilangkan Mobil Hasil Penggelapan!Masuk PNS Berprestasi Jabar, Dua ASN Kota Tasikmalaya Diuji Para Dosen Kampus Ternama
Sementara itu, Salah seorang orang tua balita menyebutkan bahwa susu yang diminum anaknya memiliki rasa tidak biasa.
“Rasanya agak asam, anak saya langsung muntah setelah minum susu itu,” ungkap seorang warga, Selasa (14/10/2025).
Menurut data dari pihak Kecamatan Manonjaya, total 11 balita mengalami gejala yang mengarah pada dugaan keracunan makanan. Sebagian besar korban mendapat penanganan di rumah masing-masing karena gejalanya ringan, namun beberapa anak harus dibawa ke Puskesmas Manonjaya untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sementara itu, pemerintah kecamatan terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang didistribusikan dalam program MBG.
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Pihak berwenang menegaskan akan menelusuri penyebab pasti dugaan keracunan tersebut serta melakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan program agar kejadian serupa tidak kembali terulang. (dik/ujg)