CIAMIS, RADARTASIK.ID – Tuntutan yang diajukan oleh puluhan petani Ciamis yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Ciamis kepada DPRD belum sepenuhnya selesai.
Pada Jumat 12 September 2025, KTNA mengadakan audiensi yang berfokus pada beberapa isu penting yang hingga kini masih belum dibahas tuntas.
Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Ciamis, H Awan Setiawan, menegaskan bahwa untuk menyelesaikan masalah tersebut, Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) diharapkan segera menindaklanjuti dengan rapat lebih lanjut yang harus selesai pada bulan September 2025. “Karena rapat yang belum terbahas pada audiensi KTNA bersama Komisi B, ditindaklanjuti dengan rapat oleh KP3,” ujar Awan Setiawan kepada Radar, Minggu, 14 September 2025.
Baca Juga:Doa dan Syukur untuk Bangsa, HUT GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya Gelar Pengobatan Gratis dan Pembagian SembakoTingkatkan Daya Saing Produk Lokal, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Kewirausahaan Daerah
Awan juga mengungkapkan pentingnya peran Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, yang juga menjabat sebagai sekretaris KP3, untuk mengatur agar rapat lanjutan dapat segera dilaksanakan.
“Rapat tindak lanjut tersebut harus memanggil para distributor, pengurus KP3, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citanduy, dan perwakilan KTNA untuk membahas isu-isu kritis seperti irigasi pertanian dari Sungai Citanduy, Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), dan stok pupuk,” tambahnya.
Komisi B DPRD Kabupaten Ciamis menegaskan pentingnya penyelesaian secepatnya tanpa menunggu lebih lama, dan berharap agar rapat bisa dilakukan sebelum kegiatan reses pada 25 September.
Ia juga menambahkan, undangan rapat lanjutan akan berasal dari KP3, dengan kemungkinan tempat pelaksanaan di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Ciamis.
Selain itu, permintaan KTNA mengenai kerja sama dengan lembaga desa seperti koperasi merah putih desa atau kelurahan juga akan dibahas lebih lanjut dengan Dinas Koperasi UKM dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis.
“Kami akan memantau sejauh mana koperasi merah putih bisa memfasilitasi distribusi pupuk ke para petani,” jelasnya.
Salah satu permintaan penting dari KTNA adalah mengenai alat semprot pertanian modern, seperti mist blower, yang masih terbatas. Padahal, harga mist blower jauh lebih terjangkau, sekitar Rp 1,4 juta hingga Rp 2 juta, dibandingkan dengan traktor dan kultivator yang lebih mahal.