TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Wakil Bupati Tasikmalaya, Asep Sopari Al-Ayubi mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Kabupaten Tasikmalaya saat ini masih cukup tinggi, yakni berada pada angka 17 persen.
Meskipun data menunjukkan adanya tren penurunan setiap tahun, Asep menilai angka tersebut tetap menjadi persoalan serius yang harus segera ditangani.
“Secara data memang ada penurunan, tetapi prevalensi stunting kita masih di angka 17 persen. Ini masih terbilang tinggi, sehingga perlu upaya bersama yang lebih masif,” ujar Asep.
Baca Juga:Guru PPPK Paru Waktu di Kabupaten Tasikmalaya Mogok Mengajar Massal, Tuntut Kesejahteraan yang Layak!Sera Sani Jabat Unsur Ketua GM FKPPI Kabupaten Tasikmalaya: Teruskan Perjuangan dan Nilai-Nilai Kebangsaan!
Menurut Asep, upaya penanganan stunting tidak cukup dilakukan pada fase hilir atau setelah anak lahir saja. Pencegahan harus dimulai sejak dari hulu, yakni mempersiapkan calon ibu agar memiliki kondisi kesehatan yang baik sebelum dan selama kehamilan.
“Seorang calon ibu harus memahami pentingnya pola asuh sejak dini, menjaga kesehatan, serta mengonsumsi makanan bergizi. Itu adalah kunci pencegahan stunting dari hulu,” tegasnya.
Selain itu, kata dia, calon ibu juga perlu mendapatkan edukasi tentang gizi, pola makan sehat, serta perawatan selama masa kehamilan dan pascamelahirkan.
Wakil Bupati menekankan, upaya penanganan stunting bukan hanya tugas Dinas Kesehatan semata, melainkan memerlukan dukungan lintas sektor. Pemkab Tasikmalaya, kata dia, sudah menginstruksikan sejumlah dinas terkait untuk menjalankan program penunjang.
“Saya sudah meminta Dinas Pertanian agar menggerakkan ketahanan pangan keluarga. Minimal setiap rumah memiliki kebun sayur, beternak ayam atau ikan, sehingga kebutuhan protein bisa terpenuhi dari sumber yang ada di sekitar,” jelasnya.
Program ini akan diarahkan agar bisa dilaksanakan secara berkelompok di seluruh desa di Kabupaten Tasikmalaya. “Kita targetkan 351 desa memiliki kelompok ketahanan pangan keluarga,” tambah Asep.
Selain aspek gizi, Asep menilai sanitasi dan ketersediaan air bersih juga menjadi faktor penting dalam pencegahan stunting. Ia menugaskan Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, dan Lingkungan Hidup (DPUTRLH) untuk memastikan seluruh wilayah memiliki sanitasi layak serta memeriksa status Open Defecation Free (ODF) di tiap desa.
Baca Juga:Dosen Unsil Tasikmalaya Tingkatkan Kapasitas Pelaku UMKM di Desa Selasari Kabupaten PangandaranPerlengkap Pelayanan, RSUD KHZ Musthafa Kabupaten Tasikmalaya Hadirkan Klinik Hematologi Onkologi
“Kalau masih ada masyarakat yang belum memiliki sanitasi air bersih, pemerintah wajib turun tangan. Kita juga akan terus mendorong budaya hidup bersih dan sehat di lingkungan keluarga,” katanya.