TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Duka masih merundung keluarga almarhum Muhammaad Rizki Febriansyah (8), pelajar SD yang meninggal dunia setelah terserempet motor ketika mengejar layangan putus di Jalan Mashudi Kota Tasikmalaya.
Peristiwa memilukan itu terjadi pada Sabtu sore (9/8/20225) ketika Rizki tengah mengejar layangan putus. Saat menyeberang di Jalan Sewaka, dia terserempet pengendara motor Tiger hingga mengalami luka kritis dan meninggal dunia.
Rizki merupakan anak yatim setelah sang ayah lebih dulu meninggal Agustus 2024 karena sakit. Dia tinggal bersama sang ibu dan adik serta kakaknya di sebuah kontrakan di Kampung Gunung Kawung RT RW 02/07 Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi karena tidak memiliki rumah.
Baca Juga:Satu Kursi DPRD Kota Tasikmalaya Kosong Lagi, Menunggu PAW Kader PANSMA Negeri 3 Tasikmalaya Bantah Dugaan Pungli, Akui Sudah Diperiksa KCD
Sang ibu belum bisa bekerja karena harus fokus menjaga bayinya yang baru sekitar 2 tahun. Sehingga mereka dihidupi oleh Enong (66), neneknya Rizki yang masih tinggal di lingkungan yang sama.
Enong mengatakan sebelum kejadian Rizki sempat minta uang jajan senilai Rp 3.000, saat itu sang cucu memelas dan berjanji tidak minta jajan lagi. Karena memang siang harinya anak tersebut memang sudah minta jajan kepada sang nenek. “Katanya terakhir, minta Rp 3.000,” tuturnya.
Selang sekitar setengah jam, Enong pun mendengar warga yang teriak ada kejadian tabrakan. Dia pun panik campur sedih karena warga menyebut-nyebut nama cucunya. “Saya langsung ke jalan, kan memang dekat,” tuturnya.
Kesedihan pun tak lagi terbendung saat dia mendapati sang cucu sudah tidak sadarkan diri. Warga langsung membawa Rizki ke rumah sakit Hermina namun nyawanya sudah tidak tertolong. “Meninggal di rumah sakit,” terangnya.
Enong tidak memungkiri rasa sedih ditinggal sang Rizki. Janji sang cucu soal uang jajan terakhir benar-benar jadi permintaan langsung kepadanya sebelum meninggal. “Betul-betul minta jajan yang terakhir,” katanya.
Disinggung orang yang menyerempet Rizki, Enong menuturkan bahwa yang bersangkutan datang untuk bertanggung jawab. Beberapa kali warga asal Singaparna itu datang menyambangi rumah duka. “Sudah tiga kali ada datang ke sini,” ucapnya.(rangga jatnika)