RADARTASIK.ID – Dunia sepak bola kembali mengalami perubahan aturan yang cukup signifikan di sektor penjaga gawang.
Mulai 1 Maret lalu, aturan baru dari IFAB yang membatasi waktu kiper memegang bola hanya selama delapan detik resmi diterapkan.
Aturan ini pertama kali diuji coba di Kejuaraan Eropa U-21 dan akan berlaku di seluruh kompetisi UEFA, termasuk Liga Champions, Liga Europa, dan Liga Konferensi.
Baca Juga:Wesley Sneijder: Mourinho Membuat Kami Yakin Inter Bisa Kalahkan Siapa PunDaftar Pemain Sayap Incaran AS Roma: Winger Rp531 Miliar Milik Leipzig Jadi Target Teratas
Sebelumnya, selama bertahun-tahun, aturan “6 detik” menjadi acuan bagi kiper dalam menguasai bola.
Namun dalam praktiknya, pelanggaran terhadap aturan ini jarang ditegakkan yang memaksa memunculkan aturan baru.
Kini, dengan regulasi anyar, penjaga gawang diberi waktu maksimal delapan detik untuk memegang bola setelah melakukan penyelamatan.
Jika melebihi batas waktu tersebut, wasit akan meniup peluit dan memberikan tendangan sudut untuk tim lawan dan bukan tendangan bebas seperti sebelumnya.
UEFA sendiri telah menetapkan pedoman teknis yang harus diikuti wasit saat menerapkan aturan ini.
Pertama, hitungan mundur delapan detik dimulai saat kiper benar-benar menguasai bola dan tidak sedang diganggu lawan.
Dalam lima detik terakhir, wasit akan menghitung mundur dengan gerakan tangan yang jelas, agar kiper menyadari bahwa waktunya hampir habis.
Baca Juga:Sibuk Jual Pemain, AC Milan Hasilkan Dana Lebih dari Rp2 Triliun dari Bursa Transfer Musim PanasLa Gazzetta: Juventus Tolak Tawaran Rp1 Triliun dari Chelsea untuk Kenan Yildiz
Jika selama hitungan mundur terjadi gangguan dari pemain lawan—misalnya dengan menekan atau menghalangi gerak kiper—maka hitungan akan dihentikan.
Wasit kemudian justru akan memberikan tendangan bebas tidak langsung kepada tim kiper.
Berlaku di Semua Kompetisi UEFA
Aturan ini tidak hanya bersifat sementara atau eksklusif untuk turnamen usia muda.
UEFA menegaskan bahwa mulai sekarang, regulasi delapan detik akan diterapkan di semua kompetisi resmi di bawah naungan UEFA.
Ini mencakup babak kualifikasi Piala Dunia, UEFA Nations League, hingga ajang paling bergengsi di Eropa: Liga Champions.
Artinya, mulai musim depan, penonton akan melihat perubahan ini langsung di lapangan, bahkan di laga-laga besar seperti semifinal Liga Champions.
Para kiper pun harus menyesuaikan diri, karena pelanggaran kini akan langsung diganjar dengan konsekuensi nyata berupa sepak pojok bagi lawan—bukan sekadar peringatan.