Hijaukan Bukit Panyangraian, Perhutani Tasikmalaya Tanam Bibit Pohon Bernilai Ekologis dan Ekonomis

Perhutani Tasikmalaya
Perhutani dan masyarakat Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja menanam bibit pohon di Bukit Panyangraian, Kamis 26 Juni 2025. (Istimewa For Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Tasikmalaya menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui kegiatan aksi Gerakan Tanam Pohon di kawasan Bukit Panyangraian Desa Sukapura Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, Kamis 26 Juni 2025.

Turut hadir Ketua LMDH Sadaukir, Anang yang mengarahkan partisipasi kelompok masyarakat hutan, serta Asper/KBKPH Singaparna beserta jajaran dan mendampingi proses teknis penanaman.

Kegiatan ini diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai unsur, di antaranya pemerintah desa, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), tokoh masyarakat, relawan pemuda, serta jajaran internal Perhutani.

Baca Juga:Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasikan Perda Pedoman Pelayanan Kepemudaan: Dorong Optimalisasi PemudaKuatkan Peran FKDM Kabupaten Tasikmalaya dalam Menjaga Keamanan: Bentuk FKDM Kecamatan dan Desa

Mereka secara gotong royong menanam sebanyak 50 bibit pohon, yang terdiri dari jenis-jenis pohon pilihan bernilai ekologis dan ekonomis.

Administratur Perhutani KPH Tasikmalaya, Dadan Ginanjar menegaskan bahwa penanaman pohon ini bukan sekadar agenda rutin, melainkan bagian dari upaya strategis menyelamatkan daerah rawan longsor dan menghidupkan kembali kawasan hutan yang kritis.

“Meski jumlah bibit hari ini 50, tapi maknanya sangat besar. Karena yang ditanam bukan hanya batang pohon, tapi harapan,” katanya.

Kata dia, jenis pohon trembesi (samanea saman) memiliki kemampuan menyerap karbon dan meneduhkan lahan. Sementara pohon alpukat (persea americana) selain bermanfaat ekologis, juga bisa memberi hasil panen untuk warga. “Kolaborasi ini adalah langkah kecil dengan dampak besar,” bebernya.

Trembesi, kata Dadan, dikenal sebagai “pohon hujan”, memiliki daya serap karbon tinggi dan cocok ditanam di lahan miring untuk menahan erosi serta menciptakan mikroklimat yang sejuk.

Sedangkan alpukat merupakan tanaman buah yang akarnya kuat menahan longsor dan buahnya bernilai ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Kepala Desa Sukapura, Drs Dely Sadely EN menyampaikan rasa bangganya atas keterlibatan desa dalam aksi ini. Ia menyebut kegiatan penghijauan seperti ini sebagai bentuk investasi lingkungan untuk jangka panjang.

Baca Juga:Tubuh Mengingat Segalanya: Eksperimen Terapi Alternatif BCR Gunakan EEG untuk Ukur EfektivitasAnggaran Minim, Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Tetap Laksanakan Perbaikan Jalan

“Kami dari pemerintah desa sepenuhnya mendukung gerakan ini. Hutan adalah penyangga hidup warga desa. Semoga langkah kecil ini menjadi budaya baru, menanam, merawat dan menikmati hasilnya bersama,” ucap Dely Sadely.

Meski jumlah pohon yang ditanam kali ini relatif sedikit, kegiatan tersebut membawa makna besar dalam membangun kesadaran kolektif untuk merawat hutan. (rls/obi)

0 Komentar