RADARTASIK.ID – Striker legendaris Filippo Inzaghi mengaku masih menyimpan kerinduan mendalam terhadap masa kejayaan AC Milan.
Dalam wawancara terbarunya dengan Cronache di Spogliatoio, pelatih yang baru saja membawa Pisa promosi ke Serie A itu menegaskan bahwa dirinya tetap seorang Milanista sejati,
Namun, ia juga memastikan akan mendukung adiknya, Simone Inzaghi yang akan membawa Inter Milan menghadapi PSG di babak final Liga Champions.
Baca Juga:Menteri Italia Tuding Gerry Cardinale Buat AC Milan Kehilangan JiwanyaJuventus dan AC Milan Harus Belajar dari Bologna: Manajemen Klub Lebih Penting dari Pemain Bintang
“Saya adalah tifosi Milan, tapi saya tentu mendukung saudara saya,” ujar Pippo saat ditanya soal kehadirannya di final Liga Champions.
“Kalau dia menang, itu akan jadi puncak kariernya. Tapi menurut saya, hanya dengan membawa tim dua kali ke final Liga Champions saja sudah luar biasa,” lanjutnya.
Meski memberikan dukungan untuk sang adik, Pippo tidak bisa menyembunyikan harapannya agar Milan bisa kembali menjadi kekuatan dominan seperti dulu.
“Kami para Milanisti merindukan Milan yang dulu. Tim yang punya striker haus gol, yang bisa bersaing dan menang di Liga Champions atau Scudetto,” ungkapnya.
Ia pun menyinggung perlunya Milan mencari penyerang tajam seperti di masanya.
“Saya harap Milan menemukan striker yang bisa mencetak banyak gol, karena kami butuh kembali melihat Milan yang kompetitif seperti zaman kejayaan kami dulu,” jelas Inzaghi.
Pernyataan ini mencerminkan rasa cinta dan harapan besar Inzaghi terhadap klub yang membesarkan namanya.
Baca Juga:Butuh Pemimpin Ruang Ganti, Igor Tudor Minta Juventus Datangkan Tiga Pemain TopConceicao Ingin Pulang ke Porto, Juventus Bidik Penyerang pencetak 12 Gol dan 9 Assist Milik Dortmund
Baginya, kejayaan Milan di masa lalu masih menjadi standar yang dirindukan oleh para penggemarnya hingga kini.
Salvini Kritik Keras Gerry Cardinale
Sementara itu, Menteri Transportasi Italia sekaligus tifosi garis keras AC Milan, Matteo Salvini, melontarkan kritik tajam kepada pemilik klub, Gerry Cardinale, usai Rossoneri tumbang di final Coppa Italia melawan Bologna.
Dalam wawancara dengan TeleLombardia, Salvini menyebut kekalahan ini sebagai simbol dari krisis identitas Milan.
“Ini bukan Milan yang saya kenal. Klub ini terasa dingin, datar, kehilangan semangat bertarung. Jiwa Milan sudah direnggut,” ujarnya.
Salvini menuding kepemilikan RedBird terlalu fokus pada citra dan urusan komersial ketimbang memikirkan prestasi di lapangan.