RADARTASIK.ID – Pemain muda AC Milan, Luka Jovic akhirnya menyuguhkan malam terbaik dalam kariernya di panggung terbesar musim ini.
Dua golnya ke gawang Inter di Coppa Italia tak hanya memastikan kemenangan Rossoneri di laga derby, tapi juga jadi bukti bahwa dia belum habis.
Ia tampil penuh semangat, memenangi duel, membuka ruang, dan bermain dengan teknik tinggi dan yang paling mencolok, Luka menikmati permainan, sesuatu yang sudah lama tak terlihat darinya.
Baca Juga:Jurnalis Italia: Tanpa Tiket Liga Champions, Nasib Tudor di Ujung TandukInter Dihajar AC Milan 3-0, Stefan De Vrij: Kekalahan Ini Sangat Menyakitkan
Bayangkan, siapa yang akan menyangka tiga bulan lalu bahwa Milan bisa mengalahkan Inter di final Piala Italia, dengan Jovic sebagai bintang utamanya?
Kemenangan ini menjadi penebusan bagi striker asal Serbia itu yang sempat berada di ambang pintu keluar klub setelah musim panas lalu hanya mendapat perpanjangan kontrak seadanya dan nyaris tak dilirik lagi.
Musim ini, Jovic hanya bermain kurang dari 200 menit di Serie A, dan baru satu kali turun sebagai starter.
Namun, dalam total 12 penampilan di semua kompetisi, ia mencetak empat gol—dua di liga dan dua di Piala Italia.
Itu artinya, satu gol setiap 107 menit bermain. Sebuah rasio yang membuatnya jadi penyerang paling efisien di skuad Milan musim ini.
Performa mengejutkan Jovic membuat publik terkejut. Tapi tidak bagi rekan-rekan setimnya yang sejak awal percaya pada kemampuannya.
“Kami semua tahu betapa kuatnya dia. Dia nomor 9 yang luar biasa—kuat, pintar membaca ruang, dan mematikan di dalam kotak penalti. Kami tidak terkejut, hanya senang karena dia layak mendapat ini semua,” ujar kapten Mike Maignan dalam konferensi.
Baca Juga:Juventus Tumbang di Kandang Parma, Ramalan Hernan Crespo TerbuktiTudor Kesal Juventus Ditumbangkan Parma: "Kita Menang dengan Mencetak Gol, Bukan dari Skema Permainan"
Keputusan pelatih Conceicao untuk kembali mempercayai Jovic bisa dibilang perpaduan antara keberanian dan risiko.
Padahal Milan baru saja menggelontorkan 35 juta euro di Januari untuk mendatangkan Santiago Gimenez yang ditempatkan di bangku cadangan oleh Conceicao.
Hasil akhirnya tak terbantahkan, Jovic menjawab kepercayaan dengan performa yang mengingatkan publik pada masa keemasannya di Eintracht Frankfurt, ketika ia kemudian diboyong Real Madrid dengan banderol 50 juta euro.
Kini, masa depan Jovic kembali terbuka dan Milan punya opsi perpanjangan kontrak tahunan, tapi keputusan akhir akan ditentukan oleh direktur olahraga dan pelatih anyar klub meski tenggat waktunya berakhir di minggu kedua bulan Juli mendatang.