BOGOR, RADARTASIK.ID – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyampaikan pembongkaran Hibisc Fantasy Puncak Bogor masih terus berjalan. Sebanyak 25 bangunan yang tak berizin dibongkar menggunakan alat berat.
Guna mempercepat pembongkaran, Dedi Mulyadi memerintahkan jajarannya untuk menambah jumlah alat berat.
Melalui kanal YouTube-nya, Selasa 11 Maret 2025, KDM, sapaan Dedi Mulyadi, menyampaikan update progres pembongkaran bangunan taman rekreasi Hibisc Fantasy Puncak Bogor.
Baca Juga:Waduh Dua Pemain Timnas Indonesia Dilarang Main Lawan Australia, Bagaimana Langkah Patrick Kluivert?Maarten Paes dan Emil Audero Punya Tinggi Badan yang Sama, Ciptakan Kedalaman Skuad Timnas Indonesia
KDM menyebut sampah dari pembongkaran bangunan Hibisc Fantasy mulai diangkut dari lokasi. Dilihat dari kanal YouTube-nya, sejumlah truk besar terlihat lalulang mengangkut sampah dan sisa-sisa material bangunan.
Pembongkaran taman rekreasi ini sudah memasuki hari keenam. KDM mulai memerintahkan membongkar tempat ini sejak Kamis 6 Maret 2025.
Langkah ini diambil pihaknya untuk mengembalikan kawasan puncak menjadi hijau seperti semula. KDM menegaskan pihaknya akan mengembalikan hutan sebagaimana fungsinya.
”Ini merupakan langkah-langkah harapan untuk mengembalikan fungsi sungai, fungsi gunung,” kata KDM.
Namun, dia menilai tindakan tegas yang dilakukannya akan sia-sia apabila PT Perkebunan Nusantara (PTPN) tidak menghentikan alih fungsi lahan.
KDM menduga aktivitas pembangunan di daerah resapan mengakibatkan kerusakan lingkungan di kawasan puncak.
Pengembangan Hibisc Fantasy diduga memicu terjadinya banjir di wilayah Bekasi beberapa waktu lalu.
Baca Juga:Pantas Erick Thohir Ingin Dean James Segera Perkuat Timnas Indonesia, Jago Tendangan BebasPemain Baru Timnas Indonesia Kompak: Ayo Indonesia ke Piala Dunia 2026, Debut Lawan Australia?
Tidak adanya area resapan membuat air hujan mengalir lebih deras ke area pemukiman.
Menurut KDM, kerugian yang dialami pemerintah akibat bencana tidak sebanding dengan keuntungan yang didapat perusahaan.
Karena itu, dia meminta PTPN untuk tidak lagi menggunakan kawasan puncak untuk pengembangan proyek-proyek perusahaan.
Gubernur Jawa Barat tersebut juga menyoroti Perhutani yang masih melakukan penebangan pohon tanpa memperhatikan aspek kelingkungan.
Aktivitas penebangan pohon ini menurutnya memicu bencana yang terjadi di wilayah Bogor dan sekitarnya.
Dia menghitung bahwa keuntungan dari penjualan pohon tidak sebanding dengan kerugian yang dialami masyarakat.
Pihaknya berharap bisa berdialog dengan PTPN dan Perhutani untuk melakukan evaluasi terhadap aktivitas yang merusak lingkungan.
”Jangan sampai berjalan sendiri-sendiri. Kami sibuk menangani Anda sibuk menikmati,” tegas Dedi Mulyadi.