MANCHESTER, RADARTASIK.ID – Manchester United menjalani bursa transfer musim dingin dengan penuh kehati-hatian.
Pelatih mereka, Ruben Amorim, menegaskan bahwa keputusan ini diambil untuk menghindari kesalahan yang pernah dilakukan klub di masa lalu.
Meskipun terdapat kebutuhan mendesak untuk memperkuat skuad, Man United memilih untuk tidak terburu-buru dalam mendatangkan pemain baru.
Baca Juga:Joao Felix dan Rafael Leao, Persaingan atau Motivasi di AC Milan?Profil Gonzalo Garcia, Penyerang Muda Berbakat Real Madrid yang Ingin Dibajak Klub-Klub Premier League
Pada jendela transfer Januari, Manchester United melepas tiga pemainnya, yaitu Marcus Rashford, Antony, dan Tyrell Malacia, dengan status pinjaman ke klub lain.
Namun, mereka hanya mendatangkan dua pemain muda, yaitu Ayden Heaven, bek tengah berusia 18 tahun dari Arsenal, serta Patrick Dorgu, bek kiri berusia 20 tahun dari Lecce.
Sebelumnya, Setan Merah dikabarkan berusaha merekrut Mathys Tel dari Bayern Munchen.
Namun, negosiasi antara kedua klub tidak membuahkan hasil karena United hanya diberikan opsi peminjaman tanpa klausul pembelian.
Akhirnya, Tel lebih memilih untuk bergabung dengan Tottenham Hotspur.
Amorim menjelaskan bahwa kehati-hatian dalam kebijakan transfer musim dingin ini didasarkan pada pengalaman klub di masa lalu.
Menurutnya, semua pihak di dalam tim menyadari pentingnya situasi saat ini, tetapi mereka tidak ingin mengulang kesalahan yang pernah terjadi.
Oleh karena itu, keputusan besar terkait perekrutan pemain bintang kemungkinan baru akan dilakukan pada musim panas mendatang.
Baca Juga:Arsenal Bersiap Gelontorkan Rp 2 Triliun untuk Bintang Inter Lautaro Martinez di Bursa Transfer Musim PanasRoma Hadapi Dilema, Satu Slot Tersisa untuk Tiga Pemain Baru di Daftar UEFA
”Kita lihat saja nanti di musim panas,” terang Amorim seperti dikutip Sports Mole.
Ayden Heaven dan Patrick Dorgu berpeluang menjalani debut mereka saat Manchester United menghadapi Leicester City di putaran keempat Piala FA.
Laga pada Sabtu, 8 Februari 2025, ini menjadi ujian penting bagi Amorim, mengingat tekanan terhadap dirinya semakin besar setelah timnya menelan kekalahan 2-0 dari Crystal Palace di Premier League.
Pelatih asal Portugal itu menyadari bahwa pekerjaannya sedang dipertaruhkan akibat performa tim yang belum stabil.
”Saya tahu ketika memilih profesi ini, ada risiko besar terkait hasil,” ujarnya.
”Saat saya datang ke sini, saya melihat jadwal, melihat tim, dan saya tahu keputusan saya untuk mengambil alih di tengah musim tanpa adanya pemain baru adalah risiko bagi seorang pelatih,” lanjutnya.