Peringati Hari Pahlawan, Kesbang Perkuat Ideologi Kebangsaan di Kalangan Guru TK-TPA

peringatan hari pahlawan
Kesbangpol Kota Tasikmalaya memberikan pemahaman mengenai ideologi kebangsaan kepada para guru TK-TPA di Kota Tasikmalaya, Minggu 10 November 2024. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Memperingati Hari Pahlawan 10 November 2024, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kota Tasikmalaya bersama Satpol PP mengadakan kegiatan penguatan ideologi kebangsaan bagi guru Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA) dan Taman Pendidikan Alquran (TPA).

Langkah ini bertujuan menanamkan nilai-nilai kebangsaan sejak dini kepada generasi muda melalui peran guru.

Kabid Kesatuan Bangsa Bakesbangpol Kota Tasikmalaya, Ajat Sudrajat, menjelaskan bahwa penguatan ideologi kebangsaan menjadi prioritas utama agar wawasan kebangsaan tertanam kuat di masyarakat, termasuk pada anak-anak.

Baca Juga:Man 1 Tasikmalaya Sabet Gelar Juara Umum POSMA Tingkat Kabupaten Tahun 2024Guru di Kota Tasikmalaya, Ada Surat dari Hj Nurhayati, Baca Yuk Isinya Apa!

“Ini harus terimplementasikan di lapangan. Makanya, guru yang merupakan representasi diharapkan bisa mentransfer ideologi kebangsaan kepada para peserta didik sejak dini,” ujarnya saat membuka acara di Kecamatan Cihideung, Minggu 10 November 2024.

Dalam kegiatan ini, Bakesbangpol berkolaborasi dengan Satpol PP untuk memastikan nilai-nilai kebangsaan tidak hanya dalam perspektif pendidikan tetapi juga dalam ketertiban umum.

Kepala Bidang Tibum, Tranmas, dan Linmas Satpol PP Kota Tasikmalaya, H Budhi Hermawan, menegaskan pentingnya pendidikan kebangsaan bagi peserta didik usia dini, terutama tentang sikap saling menghargai sebagai bagian dari identitas ideologi bangsa.

“Bagaimana berbicara saling menghargai, wujud identitas sebuah ideologi. Pertemuan di momen Hari Pahlawan ini, mari menjaga keutuhan bangsa, lahirkan generasi yang akan datang berwawasan dan ideologi kebangsaan sesuai identitas negara kita,” ajaknya.

Budhi menambahkan, pendidikan kebangsaan dan keagamaan dapat menjadi benteng bagi generasi muda dalam menghadapi pengaruh globalisasi yang berpotensi mengikis moral dan identitas budaya.

“Kaitan generasi Qurani, kemasjidan, nasionalisme, pada momen Hari Pahlawan ini bagaimana kita berupaya menyelamatkan generasi dari arus global. Degradasi moral yang tidak terasa lewat peradaban dan penggunaan gadget yang menggerus adab ketimuran. Banyak anak kurang respect kepada orangtua, acuh, individualisme, parahnya semua diukur fragmatisme. Jati diri kita lama-lama bisa hilang,” ungkapnya.

Momentum peringatan Hari Pahlawan ini, lanjut Budhi, dijadikan refleksi dalam menyikapi fenomena lunturnya rasa kemasyarakatan pada generasi muda.

Baca Juga:Australia Bakal Larang Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Ini AlasannyaTim Dosen UBK Tasikmalaya Teliti Bolu Kukus Daun Kelor sebagai Booster ASI untuk Ibu Menyusui

“Kita merefleksi hari pahlawan ini bagaimana menyikapi fenomena yang terjadi pada generasi Z, rasa kemasyarakatannya luntur, nah kita bentengi itu dengan ilmu keagamaan juga kebangsaan,” pungkasnya. (Firgiawan)

0 Komentar