Karya lain dari Bode Riswandi ini berkisah tentang ketidakberdayaan seorang wanita tuna susila yang pada akhirnya menjadi korban perdagangan manusia.
Hasna menjelaskan, konsep yang diusung dalam parade monolog kali ini adalah membongkar rahasia dapur pementasan. Selain menyaksikan pementasan monolog, penonton juga mendapat kesempatan untuk menyelami proses kreatif di balik panggung.
Konsep unik ini memberikan pengalaman yang berbeda pada penonton di mana mereka bisa melihat secara langsung persiapan para aktor di belakang panggung, pengecekan lighting, musik, hingga penataan panggung.
Baca Juga:Biaya PLPG Tiba-Tiba Bertambah, Peserta dari Kabupaten Ciamis Merasa Aneh!Dosen Faperta Unigal Berdayakan Gapoktan Lewat Penerapan Alat Terintegrasi serta Hilirisasi Produk Pertanian
“Tantangan dalam parade monolog para juara ini kita perlu memikirkan bagaimana menyeting artistik yang cepat dan sesuai, itu diselaraskan dengan urutan tampil karena setiap monolog mempunyai setting artistik yang berbeda,” ujar dia.
Menurutnya, pertunjukkan Parade Monolog ini memberi banyak pelajaran hidup melalui berbagai naskah monolog yang dipentaskan para aktor terbaik Teater 28 Unsil.
“Parade Monolog Para Juara ini juga mempunyai tujuan untuk membangkitkan kembali gairah pertunjukkan monolog di Tasikmalaya khususnya dan tetap konsisten dalam jalan kesenian,” pungkasnya. (Fitriah Widayanti)