“Misalkan mahasiswa kebutuhan untuk riset, diutamakan. Ketika butuh buku misalkan ada di luar negeri, diambilin ke kampus itu. Ia juga terkenal beliau kekhas-annya dengan riset khususnya dalam Hukum Internasional,” ungkapnya.
“Beliau ditempatkan di Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah, menjadi wakil menteri. Saya kira beliau pasti dengan pengalaman yang didapat ketika menempuh pendidikan sampai ke Australia. Beliau bisa menerapkan metode pembelajaran untuk pendidikan dasar dan menengah,” lanjut Robi.
Ia percaya dan berharap, Prof Atip bisa memberikan perhatian khusus pada masalah pendidikan yang selama ini dirasakan. Seperti penguatan karakter siswa hingga nasib tenaga pendidik yang masih dirasa kurang berkualitas.
Baca Juga:Pemkab Ciamis Diminta Transparan Soal Penyaluran Dana HibahCuking, Eks Ketua NPCI Jabar Asal Ciamis Ditahan Kejati Akibat Dugaan Penyelewengan Dana Hibah Rp 122 Miliar
“Dari pengajar dan tenaga pendidikan yang harus diperhatikan. Jangan sampai dengan dana yang sangat terbatas seperti dana BOS dan bantuan pemerintah lainnya itu, guru-guru dari segi pendapatan kurang, jaminan hidup kurang. Itu harus diperhatikan,” katanya.
“Harus ada pendidikan yang benar-benar berorientasi pada karakter yang kuat. Jangan sampai mentalnya lemah apalagi sekarang dihadapkan dengan teknologi yang begitu berkembang dengan cepat,” tambah Robi.
Prof Atip Latipulhayat, SH LLM PhD adalah seorang aktivis, intelektual dan ulama Indonesia kelahiran Tasikmalaya.
Ia lulus dari Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran pada tahun 1990 dengan spesialisasi hukum internasional.
Ia melanjutkan studi magister hukum (LLM) di Monash University, Australia, pada tahun 2000.
Ia kemudian mendapatkan gelar doktor (PhD) dalam ilmu hukum juga dari Monash University, Australia pada tahun 2007.
Ia memperoleh pendidikan tambahan dari The Hague Academy of International Law, Netherlands, The United Nations, Geneva Office, dan The International Ocean Institute, India. Mulai bekerja sebagai dosen Fakultas Hukum Unpad sejak tahun 1993. Saat ini menjabat sebagai Guru Besar Hukum Internasional pada Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran. (Ayu Sabrina)