TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Harga kacang kedelai mengalami kenaikan dari Rp10.000 per kilogram kini menjadi Rp 12.600 per kilogram.
Kenaikan kedelai itu otomatis berimbas terhadap produksi tahu dan tempe. Para perajin harus mengakali ukuran tahu dan tempe menjadi lebih kecil agar usaha mereka tidak merugi akibat bahan baku mahal.
Seperti diungkapkan perajin tahu di Kampung Nagrog Kulon, Indihiang, Arif Sulaeman (30). Ia terpaksa memperkecil kembali ukuran tahu yang dibuat untuk meminimalisir kerugian akibat mahalnya harga kedelai.
Baca Juga:Ketika Gen-Z Pelototi Proses Demokrasi: Netralitas Polisi di Pemilu 2024 DisorotPolres Kota Tasikmalaya Hijaukan TPU Aisha Rashida dengan Penanaman Pohon
“Paling kita kecilkan ya ukurannya, kalau gak dikecilan bahaya pasti kira rugi,” kata Arif saat ditemui di lokasi produksi tahunya, Kamis (16/11/2023).
Arif menceritakan perajin tahu di kampungnya juga kini dilanda kekhawatiran. Pasalnya, harga kacang kedelai terus mengalami kenaikan setiap hari. Kondisi itu mulai terjadi sejak tiga bulan terkahir.
“Kalau sekarang harga Rp12.600 per kilo kalau biasa nua membeli Rp 10.000 per kilo. Itu naiknya tiap hari, dari mulai Rp100 perak, lanjut terus Rp200.00, terus aja naik,” jelas Arif.
Arif menambahkan, strategi yang baru dilakukan hanya mengecilkan ukuran produksi saja belum memikirkan lain-lainnya.
Sementara itu, disinggung jika kenaikan harga kedelai tidak kunjung turun, pihaknya akan melakukan hal serupa, yaitu menutup dengan sementara pabriknya.
“Mungkin sama ya, saya akan melakukan hal seperti yang lain bakal tutup, karena dengan terus melonjak tidak akan terkejar,” tegasnya.
“Diharapakan pemerintah bisa mencari solusi untuk harga kedelai yang memengaruhi terhadap perajin tahu. Karena kalau naik, kita sebagai perajin tahu bisa saja akan tutup,” lanjut Arif. (*)
Baca berita dan artikel lainnya di Google News