“Citilink tidak menjual tiket. Di website mereka gak ada,” kata Adi menambahkan.
Adi juga merupakan salah satu orang yang meminta pemkot untuk memberhentikan sementara layanan penerbangan, untuk mencegah kerugian yang lebih besar. Kendati demikian, ia juga menerangkan bahwa tak ada masalah dengan perizinan di Bandara Wiriadinata.
“Saya minta sama pemerintah kota supaya tidak merugi terus, kita stop dulu. Kita negosiasi, promosikan lagi, begitu sudah yakin baru kita inikan (dibuka kembali). Tidak ada masalah (izin bandara), tidak ada pencabutan atau apapun. Hanya ini di-off-kan sementara. Enggak mati, masih berlanjut hanya karena kita kekurangan promosi di-hold sebentar,” lengkapnya terkait rencana Citilink kembali dengan kelas reguler.
Baca Juga:SMAN 1 Singaparna Peduli Palestina, Ratusan Siswa dan Guru Gelar Doa Bersama dan Penggalangan DanaBuntut Kampanye Ahmad Dhani di Konser Dewa 19, Danlanud Wiriadinata Kecewa: Tegaskan Akan Selektif Memberikan Izin Penyelenggaran Event
Rencana ganti pelayanan dengan reguler juga diikuti dengan kemungkinan harga dan jadwal penerbangan berubah. Hal itu dilihat dari kerugian yang dialami CV AMS selama mencarter Citilink selama 17 hari.
Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Drs H Ivan Dicksan MSi. “Kalau mau ngejar weekend jangan Sabtu dan Senin. Kalau mau Jumat dan Minggu. Kayaknya pilihan hari nanti akan dievaluasi,” ucapnya kepada Radar.
Danlanud Wiriadinata pun mengatakan hal serupa. Ditambah, layanan penerbangan itu juga akan dijalin konektivitasnya ke Bandara Internasional Kertajati. “Yang membedakan hanya promosinya. Harga kemungkinan bisa berubah, bisa juga tidak dikarenakan harga menyesuaikan harga avtur dan kondisi saat ini, dollar juga kan lagi naik,” papar Adi.
“Konek. Pasti kita akan mengarah ke sebelah sana. Kertajati kan sudah jadi bandara internasional, sudah ada umroh haji. Kemungkinan konektivitas dari sini ke sana kan, apalagi travel umroh di sini banyak,” katanya menambahkan.
Adapun untuk jam penerbangan di malam hari, masih belum dimungkinkan untuk dipilih. Lantaran, jaminan keselamatannya masih di bawah 50 persen.
“Jadi, malam sudah bisa untuk landing tetapi belum presisi landing. Dari segi safety, hanya bisa dibilang 40%. Runway lights ada, papi ada, tetapi airlash belum ada, RNV belum ada. Selama RNV sudah masuk, itu bisa jadi pilihan jadwal penerbangan malam. Kenapa di sini tidak buka malam hari, safety-nya masih 40% untuk di sini dan rawan,” pungkasnya.